11. Ajakan Makan Siang

207 47 4
                                    

"Kamu nggak balik ke kamarmu? Kok malah ke sini?" tanya Valdy saat Nayya masih mengekor di belakangnya sampai ke gazebo dekat gedung putra usai makan malam di warung seberang indekos

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu nggak balik ke kamarmu? Kok malah ke sini?" tanya Valdy saat Nayya masih mengekor di belakangnya sampai ke gazebo dekat gedung putra usai makan malam di warung seberang indekos.

"Aku mau ketemu Rino dulu."

"Mau ngapain?" tanya Valdy penasaran. Cowok itu sedikit tak senang mendengar Nayya ingin bertemu seorang cowok sendirian di malam hari seperti ini.

"Kenapa aku harus kasih tahu Kakak aku mau ngapain." Skak mat! Valdy mengatupkan bibirnya rapat, sulit membalas perkataan Nayya barusan. Memang bukan urusannya juga cewek itu mau melakukan apa. Tetapi tetap saja rasa penasaran itu tak mau pergi dari hatinya.

"Eh, Nay!" Suara berat terdengar menyapa Nayya dari balik punggung Valdy. Nayya dan Valdy langsung menoleh ke arah asal suara.

Dari arah belakang Valdy, Rino berjalan beriringan bersama Kenan keluar dari indekos putra dan menghampiri Nayya.

"Hai Nayya," sapa Kenan ramah dengan senyum mempesona menghiasi wajahnya.

Di sisi lain, Valdy menatap Kenan dengan tatapan tajam meski orang yang dituju tak menyadarinya.

"Hai, Kak Kenan," balas Nayya sambil tersenyum yang memancing Valdy mengamati wajah cewek itu sedemikian rupa. Kenapa Nayya tak pernah seramah itu padanya? Valdy mulai iri. Wajahnya mulai berubah kaku dan datar tanpa ekspresi.

"Mana laptopmu?" tanya Rino langsung pada intinya. "Katanya laptopmu rusak? Bawa sini, coba aku lihat."

Sejak pulang kuliah tadi memang Nayya meminta Rino untuk membantunya memperbaiki laptopnya yang tiba-tiba sering kedatangan tamu si kucing menari itu. Nayya masih takut menggunakan laptopnya kalau tiba-tiba layarnya berubah sendiri. Takut kalau semua data penting yang ada dalam laptopnya hilang begitu saja. Masalahnya ada banyak sekali data konsep cerita untuk webcomic-nya. Kalau semuanya raib bisa bahaya bagi keberlangsungan hidup Nayya sebagai komikus.

"Tunggu sebentar, aku ambil dulu ya!" Nayya segera berlari ke kamarnya, lima menit kemudian cewek itu kembali membawa laptopnya ke gazebo di mana Rino telah menunggu.

"Kok Kakak masih di sini?" tanya Nayya heran saat mendapati Valdy sedang ikut duduk pada gazebo di sebelah gazebo yang ditempati Rino.

"Tidak boleh? Memangnya ini gazebo milikmu?" balas Valdy kembali ketus. Nayya mengerenyit heran. Kenapa cowok ini berubah menjadi ketus lagi?

Tak mau ambil pusing, Nayya langsung menghampiri Rino dan menyerahkan laptopnya kepada cowok itu. Rino pun mulai memeriksa semua perangkat lunak yang ada di dalam laptop Nayya. Satu per satu diperiksanya dengan teliti, tetapi cowok itu tak menemukan ada sesuatu yang salah dengan laptop Nayya.

"Laptop kamu nggak apa-apa kok, Nay." Rino mengembalikan laptop Nayya pada pemiliknya.

"Seriusan nggak ada masalah?"

Peretas Hati (Terbit) Where stories live. Discover now