17. Terpaan Badai Gosip

169 27 0
                                    

Sebutan orang ketiga tak pernah punya makna yang baik bagi perempuan manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebutan orang ketiga tak pernah punya makna yang baik bagi perempuan manapun. Begitu juga dengan yang dihadapi Nayya. Dunia Nayya seakan jungkir balik sejak unggahan gosip di Gu-date. Sekarang dunianya terasa bising dengan dengung bisikan orang-orang yang mulai mengkritik dan menggunjingnya. Sejak memasuki gerbang kampus sampai ke kantin, bisik-bisik mengenai dirinya akan terus mengikuti langkahnya.

"Serius nih kita mau makan di kantin aja?" tanya Ranita.

"Nay, mendingan kita makan di tempat lain aja deh." Lalita mulai tak nyaman dengan keadaan di sekiling mereka.

"Kenapa harus ke tempat lain?" Nayya terlihat berusaha mengumpulkan keberaniannya.

"Tapi kan mereka .... Kita takut mereka ngomongin kamu yang enggak-enggak."

"Aku kan nggak salah apa-apa. Kenapa juga harus takut?" Nayya mengukir senyum di bibirnya menunjukkan kalau dia baik-baik saja dan mendahului kedua temannya melangkah di depan.

Di kantin mereka memilih meja di sudut ruangan terjauh. Sebenarnya Nayya juga tak suka mendengar setiap komentar yang mengkritiknya. Namun akan terasa lebih salah kalau dia menghindar, mereka akan menganggap kalau semua berita itu benar. Itu akan lebih tidak menguntungkan untuk Nayya. Jadi, Nayya memilih untuk mencoba menghadapinya dengan berani meskipun rasa takut masih bercokol erat dalam hatinya.

"Hai, Nay!" Kenan datang bersama Rino lalu ikut bergabung duduk dengan Nayya dan teman-temannya. Kedua cowok ini tampak tak terpengaruh keadaan di sekitar mereka.

"Kamu baik-baik aja kan, Nay?" tanya Rino yang kini menatap Nayya prihatin. "Kemarin aku sempat melihat beritamu di Gu-date."

"Udah sih, nggak usah bahas itu. Bikin suasana hati suram lagi kan tuh," protes Ranita yang mencoba memblokir pembahasan tentang gosip yang melukai hati Nayya.

"Sori deh, aku nggak ada maksud begitu. Tapi untungnya tuh berita langsung hilang dari peredaran."

"Hilang? Maksudnya?" Kini Lalita yang penasaran.

"Ya hilang, udah nggak ada lagi di Gu-date. Mungkin ada yang hapus." Penasaran tingkat tinggi Lalita memang tak ada tandingannya, cewek itu langsung mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi Gu-date miliknya.

"Eh, beneran loh. Bersih. Sampai komentarnya pun nggak ada sama sekali." Lalita menunjukkan layar ponselnya pada Ranita dan Nayya.

"Wuah, siapa yang berhasil bikin berita ini hilang? Keren banget!" puji Ranita sambil bertepuk tangan.

"Beritanya emang udah hilang, tapi yang ngegosip masih banyak. Tuh!" Nayya menunjuk sekelilingnya dengan dagu. Sekelompak mahasiswi di dekat pintu masuk masih sibuk menatapnya sambil berbisik-bisik.

"Udah, cuekin aja Nay. Terserah mereka mau ngomong apa, jangan mau susah karena omongan mereka. Memangnya mereka yang kasih kamu makan."

Memang benar kata Ranita, kenapa juga dia harus kesusahan karena gunjingan orang-orang yang tak mengenalnya. Lebih baik dia menikmati hidupnya dengan sebaik mungkin. Lagipula dia masih punya teman-teman yang peduli padanya.

Peretas Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang