10.Eru

1.3K 122 14
                                    

Makan malam.

"Ayah dengar,Vina mau ikut lomba nyanyi buat HUT sekolah"

"Eh----"

Vina melirik kearah delvian.

"Tapi Vina masih ragu yah"

"Gak semua punya bakat seperti yang Lo punya Vin jadi jangan sia siakan"ucap delvian menyakinkan

"Iya sayang,mama juga akan mendukung kamu"

Vina terdiam.

"Ka Vina pasti masih trauma kejadian dulu.ini pasti sangat sulit buat Kaka. Jadi jangan paksa ka Vina untuk bernyanyi kembali"

"Bukan begitu cheryl.ayah tak akan memaksa Vina.tapi ayah ingin Vina maju dan melupakan masalalu"

"Tapi yah...."

Ucapan Cheryl terpotong karna delvian memegang tangannya mengisyaratkan untuk diam.

Vina terdiam.

"Ayah ingin semuanya baik baik saja, termasuk kamu Vin, ayah tak akan pernah memaksa apapun yang menjadi keputusan kamu.selama ini kamu sudah memusuhi mimpimu sendiri.ingat nak masalalu itu biarlah menjadi pelajaran.namun masakini adalah waktu yang tepat untuk memperbaikinya.jika kau takut dengan masalalu maka kau tak akan pernah melangkah maju.remember, ayah akan selalu ada di belakangmu,jika kau takut untuk maju,maka lihatlah kebelakang ayah akan selalu ada untuk mendukungmu."

"Kami semua mendukungmu Vin, ayah sangat menyayangimu"

Vina tertegun melihat ayah nya itu.
Di dunia El yang asli iya sudah kehilangan figur ayah sejak masih kecil iya tumbuh tanpa kasih sayang ayah,satu satu nya hal yang membuatnya bisa mengenal ayah adalah sebuah foto. Iya hanya memandanginya setiap merindukan sosok ayah.

"Ayah" lirih Vina.

Air matanya mengalir begitu saja.hatinya benar benar tersentuh dengan perkataan ayah. Kasih sayangnya terhadap Vina begitu besar.dari Vina akhirnya iya merasakan kasih sayang dari seorang ayah yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.

Vina berjalan mendekati ayahnya. Dengan airmata yang masih membasahi pipi.

"Boleh aku memeluk ayah?"

Ayah mengangguk pelan. Sambil Memandangi putrinya itu.

Vina memeluk erat sang ayah. Air matanya mengalir begitu deras. *Beginikah rasanya memeluk seorang ayah. Rasanya seluruh keraguan yang berada didalam hatinya mendadak sirna.*

"Aku akan bernyanyi kembali ayah!" Ucap Vina mantap.

Ayah tersenyum.

"Selagi kalian semua selalu berada disampingku,tak ada alasan bagiku untuk ragu dan takut untuk memulai sesuatu yang ingin ku jauhi sebelumnya" ucap Vina memandang anggota keluarganya.

"Vina" lirih mama.

Kemudian memeluk vina.airmata nya menetes.
"Mama harap tak ada yang menghalangimu lagi kali ini.mama sangat senang akhirnya belvina yang dulu mama temukan kembali"
Ucap mama.

---
Disisi lain.

Andrew sedang duduk di balkon rumahnya. Tangan kirinya memegang gitar. Memetik senar dengan senada menciptakan melody yang indah.
Diliriknya kembali kertas berisi rangkuman yang dicatat oleh belvina disekolah tadi membuatnya terseyum beberapa detik.

"Eh anak bunda,ko senyum senyum gitu" ucap wanita paruh baya itu duduk disebelah Andrew.

"Eh bunda"

"Kalau suka dikejar,kalo nanti bisa bisa diambil orang Lo" ucap bunda seakan akan tahu apa yang ada dipikiran putranya itu.

"Kenapa bunda seakan tahu apa yang aku pikirkan"

"Ya tentu tahu, bunda kan juga pernah muda. Emang siapa sih wanita yang membuatmu tersenyum seperti tadi?kenalin lah sama bunda!"ucap bunda.

Andrew terkekeh.

" Ih bunda sok tau deh. Aku gak mikirin wanita lain. Selain bunda" ucap Andrew menggoda bundanya.

"Ih kau ini ya, Jangan boong sama bunda"

Andrew terkekeh.

Tiba tiba ponsel berdering

Andrew meraih ponselnya yang dari tadi tergeletak dimeja.

"Bagas" gumamnya.

Andrew segera mengangkatnya.

" bisa kemarkas Sekarang?"Bagas.

"Emang ada apa?" Ucap Andrew pelan agar tak didengar oleh bundanya.

"Eru, dia ada disini"

"Hah---Iya gue segera kesana sekarang"ucap Andrew. Sambil menutup telponnya.

"Bunda,aku pamit pergi sebentar"

"Kenapa,kau mau kemana malam malam begini?"

"Mau nongkrong bunda, sebentar aja ko. Boleh ya bunda cantik"

"Tapi janji jangan larut malam. Oh ya besok jangan lupa mampir ke panti, anak anak pada nanyain kamu tuh"

"Sip,pulang sekolah aku langsung ke panti. Aku jalan dulu bunda"

Andrew pun segera menjalankan motornya. Menuju markas.

Sampai markas.
Andrew dengan cepat berjalan masuk menuju sebuah tempat tak terlalu luas. Yang biasa dibuatnya untuk menjadi tempat berkumpul gengnya.

Bagas menunggu diambang pintu, mengatakan bahwa Eru menunggunya didalam.

Andrew mempercepat langkahnya.

"Eru"ucap Andrew.matanya berkaca kaca Kala melihat seseorang wanita didepannya.

Wanita itu pun membalikan badannya.

"Andrew" lirihnya.

Andrew mendekati Eru, matanya berkaca kaca.

"Eru"gumamnya sambil memeluk perempuan bernama Eru itu.

"Mengapa baru datang sekarang hah, aku mencarimu kemana mana,tapi tak ada informasi apapun tentang mu"

Eru melepaskan pelukannya. Iya menatap Andrew lekat.

"Jangan nangis lagi dong,aku jadi ikutan sedih nih. Liat tuh Bagas ngetawain kita"

Bagas terkekeh.

"Biarkan saja dia tak usah dihiraukan.katakan kau tinggal dimana?" Tanya Andrew lagi

"Orangtuaku melarangkku memberitahukan kepada kalian!dan aku juga sudah berjanji untuk tidak mengatakannya."

"Mengapa mereka masih begitu egois!"

"Ittss Andrew jangan bicara seperti itu. justru dengan bertemu seperti ini jauh lebih menyenangkan bukan!"

"Eru,temuilah bunda!" Pinta Andrew.

Eru terdiam,sambil menunduk.

"Tidak bisa and, bunda membenciku"

"Itu tidak benar!bunda merindukanmu.dia hanya membohongi perasaannya sendiri" ucap andrew

"Jika itu benar,bunda tidak akan pernah membiarkan ku pergi dibawa oleh orang yang mengaku sebagai orang tuaku, and"

Andrew terdiam. Sebenarnya hal ini sudah pernah dia tanyakan kepada sang bunda,bunda Andrew merupakan pemilik panti asuhan Candrakasih sekaligus pengurus. Kenapa bunda membiarkan Eru diambil oleh orang yang mentelantarkanya dan membiarkan nya berada dipanti asuhan.
jawaban bunda selalu sama"tiada orangtua yang mau berpisah dengan anaknya.bunda tidak punya hak untuk mengambil seorang anak dari ibunya,walaupun bunda yang merawatnya. Kau pasti mengerti saat menjadi orangtua,sangatlah sulit membesarkan seorang anak dituntut kebutuhan ekonomi yang begitu sulit"

"Sudahlah and. Aku tak ingin membahas semua itu lagi. Saat ini aku sudah bahagia karena memiliki keluarga yang baru. Jangan sia siakan pertemuan kita dengan pertanyaan pertanyaan seperti itu and"ucapnya.

Andrew perlahan tersenyum.
Mereka membicarakan banyak hal malam itu.

Antagonist Become To A Good Person.Where stories live. Discover now