t i g a p u l u h s a t u

6.6K 558 35
                                    

El meletakkan sepatunya di rak dan berjalan menuju kamarnya. Namun baru beberapa langkah ia mencium aroma yang membuat perut laparnya mencari sumber aroma.

"Papi?"

Sean menoleh mendapati El yang masih memakai seragam putih abunya.

"Kok masak? Emang mami kemana?"

"Mami cape jadi papi yang masak hari ini, si adek mana?"

Pertanyaan Sean membuat Aksa terlonjak.

"Astag-"

"ELLLLLLLLL"

Belum sempat mengucap suara Rana sudah menggelegar membuat seisi dapur bergetar. Rana datang dengan wajah sengitnya dan menjambak rambut El.

"Aduhhhh"

"Lepasin ampun gue lupa beneran"

"Papi masa Rana ditinggal" ucapnya setelah puas menjambak rambut El hingga beberapa helaian rambut abangnya itu rontok.

"Ditinggal gimana?" tanya Sean sambil melanjutkan oseng cumi.

"Tadi Rana kan beli cilok terus abang nunggu diatas motor gataunya pas Rana balik gaada kata abang jual ciloknya udah pergi"

"Beneran lupa, El kelewat laper beneran ga boong" ucap El sambil menunjukkan dua jarinya.

"Ga mau tau pokoknya beliin Rana sepatu baru, liat tuh robek gara gara ngejar elo" Rana melempar sebelah sepatunya dihadapan El.

"Suruh siapa lari?"

"Ampun ampun" El mengatupkan kedua tangannya begitu Rana hendak menendangnya.

Jangan main - main deh sama anak gadis Sean. El saja kalah kalau sudah main tangan.

"El kamu itu udah besar coba jailnya diilangin"

"Ngga bisa pi udah mendarah daging"

Tak

"Mampus" ledek Rana ketika Sean menjitak kepala El.

"Mau makan dulu apa mandi dulu?" tanya Sean.

"Makan" jawab keduanya.

"Yaudah duduk diem jangan adu bacot lagi pusing papi dengernya"

Selagi Sean ke atas memanggil Aletta, keduanya duduk saling bersebrangan namun dibawah meja sana kaki mereka berperang.

"Si Jeno chat gue katanya lo naksir dia" ucap El membuat Rana membulatkan matanya.

"Engga apaan ngga ya gue ga suka sama dia"

"Ga usah boong atau gue laporin papi"

Rana menatap sengit kakak laki - lakinya itu.

"Bilangin aja jugaan gue ga suka sama dia"

El tersenyum miring lalu mengeluarkan ponselnya menampilkan isi chat Rana dengan Jeno. Rana hendak merampas ponsel El namun El langsung menjauhkannya.

"Mau ngelak lagi?"

"Plisss jangan bilangin papi"

El manggut - manggut "Oke gue ga akan bilang tapi ada syaratnya"

Rana memutar bola matanya jengah. El memang tidak pernah tidak pamrih. Selalu saja mengambil kesempatan.

"Syarat yang pertama, lo ga usah pacaran dan jangan deket deket lagi sama cowo kecuali umur lo udah 56 tahun"

"APAAN LIMA NAM" ucap Rana dengan ngegas.

"Ralat 20 tahun"

Rana berdecak. Sejak kapan El jadi posesif begini.

"Yang kedua, apapun yang gue suruh harus diturutin ya kalo lo dirumah siap siap jadi pembantu gue"

Si Cadel & His FamilyWhere stories live. Discover now