d u a p u l u h e n a m

7.2K 577 18
                                    

"Adek sini makan dulu"

Aletta meletakkan beberapa makanan yang sudah siap untuk sarapan.

"Iyaaa"

Rana yang sudah siap dengan seragam TK nya segera naik ke kursi duduk. Sambil menunggu suaminya dan El, Aletta mengisi piring Rana.

"Rana ga mau sayur" Rana menjauhkan piringnya ketika Aletta hendak mengisi sayur dipiringnya.

"Papi bilang apa kemaren sama adek?"

Bibir Rana mengerucut "Makan sayur supaya sehat supaya kuat mainnya"

Aletta tersenyum. Sean yang baru datang mengusap kepala Rana.

"Dikit aja ngga apa apa, belajar makan sayur, sayur itu enak"

"Ga baik loh cemberut di depan makanan"

Rana seketika mengulum bibirnya yang semula ia kerucutkan.

"Rana mau makan sayur tapi sayur toge aja kalo kangkung ngga suka kayak kambing kata abang"

Sean berdecak. Anak satunya itu memang suka mencari gara - gara.

"Kambing engga makan kangkung tapi rumput, cobain deh satu aja" ucap Aletta sambil menyuapi anaknya itu.

Walaupun ragu - ragu akhirnya mau.

"Gimana? Enak kan? Mami tuh pinter ngolahnya" ucap Sean.

Rana menggeleng "Ngga suka"

Aletta dan Sean pasrah.

"Pagi pagi makannya perkedel" ucap El yang berjalan ke arah mereka.

"Cakep" sahut Sean.

"Iya tau El cakep ga usah sok kagum gitu lah pi"

Sean menatap sinis anaknya itu "Ada ya orang sepd itu"

"Tapi emang bener kok gantengan abang" ucap Rana.

"Adek mau uang jajan lebih ngga?"

Rana berbinar "Hehe papi tetep gantengnya adek nomor satu yang itu kalah masih ada ilernya" ucap Rana menunjuk El dengan gerakan matanya.

"Hilih dasar mata duitan"

"Sttt makan dulu ayo nanti telat" ucap Aletta.

Disaat semua mulai makan berbeda dengan Rana yang bengong menatap nasi di depannya.

"Kenapa bengong? Lagi baca mantra kah?" dengan usil El menyenggol lengan Rana membuat sendok ditangannya jatuh.

"Mami, kenapa nasinya panas banget? Apa dia demam ya?"

•••

"Jalannya pelan pelan ga usah lari nanti jatuh papi yang repot"

Sean baru saja menjemput Rana dikarenakan Aletta sedang sibuk dirumah. Karena dikantor Sean santai jadi ia mengajak Rana ke sini. Itung - itung supaya ga kesepian.

Sebenarnya Rana tidak mau diajak ke kantor. Dengan seribu rayuan Sean lontarkan sukses membuat Rana mengiyakan ajakannya.

Seperti salah satunya membelikan cemilan yang banyak untuk si kecil. Yang namanya anak kecil pasti senang jika dibelikan banyak jajan terlebih bungkusnya yang lucu - lucu. Tidak peduli dengan isi dan rasanya yang penting bungkusnya lucu.

"Papi buka papi"

"Iya bentar"

Sean membuka pintu dan keduanya masuk ke dalam ruangan Sean.

"Nontonnnn"

Rana naik ke sofa dan meloncat - loncat.

"Jangan loncat loncat sayang nanti jatuh" Sean memegang tangan anaknya itu dan mendudukkannya sambil menghidupkan laptop. Agar anteng.

Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang