d u a b e l a s

13.8K 956 36
                                    

"Dadah mami"

El melambaikan tangannya ketika Aletta sudah mengantarnya sampai gerbang sekolahnya. El melangkah masuk dengan santai dan matanya tak sengaja melihat bapak - bapak.

"Kenapa om kok liatin mami? Naksikh ya?"

Bapak itu tertawa.

"El kasi tau ya om, mami itu udah punya papi apalagi punya papi gede pasti mami nda mau cakhi yang lain"

El melongos begitu saja sedangkan bapak itu melongo.

"Anak kecil udah tau mana yang gede" gumam bapak itu sambil menggelengkan kepalanya.

El menaruh tasnya dikolong dan duduk dengan tenang. Bahkan tangannya terlipat rapi di atas meja. Hari ini El ingin menjadi anak yang penurut. Tadi Aletta berpesan padanya untuk tidak petakilan apa lagi membuat masalah. Dan El harus mewujudkannya.

"El ikut maling mangga ga?" tanya Angga dengan anak buah dibelakangnya.

El merasa tertarik dan mendekati sekutu itu.

"Dimana?"

"Dibelakang sekolah yuk"

El dan Angga memimpin di depan dengan lima prajurit dibelakangnya. Nasehat Aletta bahkan hanya berlaku 5 menit saja.

Sampai dibelakang sekolah mereka memandangi pohon mangga yang buahnya menjulur ke dalam sekolahnya.

"Pake galah ada ngga?" tanya Angga dan anak buahnya langsung mencari.

"Naik aja ngga ada galah" usul El.

"Naik mana? Ngga ada tangga"

"Punggung"

"Yaudah El nunduk dong biar gampang naiknya"

"El yang ambil mangga soalnya Angga bekhat"

Angga mencebikkan bibirnya. Ayahnya saja menganggapnya seperti kapas. Dengan pasrah Angga berjongkok dan El langsung naik ke punggungnya.

"Nyampe ngga El?"

"Dikit lagi kamu kukhang tinggi"

Angga berjinjit dengan bantuan temannya yang memegang tangannya.

"Bisa El?"

"Ke kanan dikit"

"Udah petik aja El yang itu" ucap salah satu bocah dengan rambut kriting.

"Kecil ini mah kayak anu lo" ucap El.

"Anu? Anu itu kan artis yang gemuk itu kan" ucap bocah yang tak ikut andil memegang Angga.

"Siapa? Tante lala?"

"Bukan dia cowo terus rambutnya panjang"

"Oh Mastekh limbad" ucap El.

Bocah itu menepuk keningnya dan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan yang ia maksud.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Si Cadel & His FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang