Chapter 71

190 56 0
                                    

Brandon dan keluarganya langsung menuju ke apartement yang berada di singapure. Tetapi keluarganya menunggu jemputan dari bawahan orang tuanya.

Sambil menunggu brandon mencoba membuka ponselnya, agak lama menunggu ponsel menyala karena datanya dimatikan dari beberapa jam yang lalu, sekitaran 2 atau 3 jam yang lalu.

"Lemot amat ya, efek dimatikan jadi banyak notif," gumam Brandon sambil melihat ponsel miliknya.

Untuk menunggu ponselnya yang lemot. Brandon membuka ponsel satunya lagi, jadi dia ada dua ponsel sekarang.

Diponsel barunya dia melihat pesan, karena sebelum jalan Brandon mengechat seseorang diponsel barunya sementara ponsel yang udah lama itu udah dimode pesawat duluan.

"Kok belum dibalas, tapi udah centang biru. Itu berarti udah dibaca sama tuh bocah," gumam Brandon sambil melihat pesan yang sudah baca.

Tiba-tiba Candy datang secara tiba-tiba yang langsung mengandeng lengan Brandon dari belakang.

"Ayang Brandon," sapa Candy sambil tersenyum ceria kepada Brandon. Brandon hanya memutarkan bola matanya dengan tatapan tidak suka. Dia sangat risih.

"Ish lepasin, gw risih!"

"Ayang Brandon kok gitu si," cemberut Candy sambil memanyunkan bibirnya.

"Geli gua, mending lu jauh-jauh sono!"

Brandon langsung melepaskan tangan Candy dari lengan Brandon. Dia sudah sangat risih sekali, ditambah Candy ngelendotan kepalanya dibadan Brandon.

Tiba lah jemputan mereka. Saat Candy ingin masuk ke mobil yang sama dengan Brandon. Brandon langsung menarik kerah belakang Candy untuk menjauh dari mobil jemputan Brandon.

"Jangan dimobil gua, sono diayah lo aja!"

"Gak sudi gua satu mobil sama lo," sambung Brandon lagi.

"Kok gitu sih? Kan aku tunanganmu," jawab Candy.

"Gua gak akan sudi jadi tunangan lo," balas Brandon yang langsung masuk ke mobil.

"Tolong dikunci pintunya agar wanita yang diluar tidak bisa masuk!" Perintah Brandon.
Supirnya langsung menurut saja, dia langsung mengunci pintunya agar Candy tidak dapat masuk.

"Jalan pak buruan!" perintah Brandon lagi yang sudah didalam mobil.

"Itu nonanya gimana?"

"Gak usah dipeduliin, saya tidak kenal!" jawab brandon dengan tatapan datar.

Supir yang menjemputnya melihat Brandon dengan tatapan datar. Dengan segera dia langsung mendengar perintah Brandon daripada dia kena pecat.

"Baik, saya akan jalan."

Mobil Brandon langsung jalan dan meninggalkan Candy yang lagi kedor-kedor kaca pintu mobilnya sambil meneriaki nama Brandon.

"Brandon, kok dikunci?" tanya Candy yang mencoba membuka pintunya sebelum mobil Brandon jalan.

"Brandon, bukain pintunya!"

"Brandon, aku mau masuk!"

"Brandon."

"BRANDON," teriak Candy yang mobilnya sudah jalan duluan.

"Ish kok aku ditinggal sih, terus aku jalan sama siapa?" gumam Candy dengan wajah cemberut.

Dengan terpaksa Candy menuju mobil jemputan ayahnya. Untung saja ayahnya belum jalan jadi Candy bisa bareng dengan ayah.

Tepat sekali ayahnya masih diluar belum didalam mobil, "Ayah. Aku naik mobil sama ayah ya."

"Loh? Gak sama Brandon?" tanya ayahnya.

"Udah jalan, masa aku ditinggalin sama Brandon!" jawab Candy sambil memasang wajah cemberut.

"Yaudah sama ayah aja," ajak ayahnya.

"Ayah tolong deketin lagi sama Brandon, aku mau sama Brandon yah!"

"Iya nanti ayah usahain ya," jawab ayahnya yang berusaha untuk mengabulkan keinginan putri kesayangan.

"Harus, kalau perlu paksa deh!"

"Iya-iya, udah masuk ke mobil!" perintah ayahnya. Dengan segera Candy langsung masuk ke dalam mobil dan disusul oleh ayahnya.

Bersambungggg....

Brandon Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu