Chapter 36

542 100 4
                                    

Brandon memukul Rangel dengan satu tangan. Dia sudah kehabisan emosi dengan Rangel. Jadi mau tidak mau Brandon memukul Rangel.

"HEI, BERANI SEKALI KAMU MEMUKUL WANITA!" pekik Rangel. Dia kaget sekali dengan reaksi Brandon.

"Kan sudahku bilang, aku gak akan segan-segan memukulmu. Walaupun dirimu wanita. Tapi, kamu malah membuatku ingin memukul dirimu," jawab Brandon kesal. Dia sebenarnya gak mau memukul Rangel. Tapi, karena mulutnya itu yang membuat Brandon kesal dengan Rangel.

"Udah, Brandon! Tahan emosimu!" ujar Daniel yang membujuk Brandon untuk tidak memukul Rangel lagi.

"Aku akan memberikan hukuman ringan terhadapmu!"

"Kamu pilih! Pertama, kamu harus meminta maaf kepada Donia dan mengakui kalau dirimu itulah penyebab Donia terluka dihadapan semua orang! Bahkan ke wartawan juga," ujar Daniel.

"Ini pasti, wartawan tahu tentang Donia hilang, karena dia itu anak perempuan dari keluarga Razifa!" sambung Daniel lagi. Dia memberi peringatan kepada Rangel.

"Aku gak mau keduanya!" tolak Rangel.

"Oke, kalau begitu! Kamu pilih yang kedua! Karena aku belum menyebutkan hukuman yang kedua!" Daniel terkekeh, dia senang jika dia mengerjai seseorang.

"Karena kamu pilih yang kedua, kamu bakal dibawa oleh mereka ke polisi!" sambung Daniel lagi sambil menunjukkan ke anah buahnya.

"Bawa dia ke polisi! Dan penjara kan dia!" pinta Daniel kepada para bodyguard.

Rangel menggelengkan kepala. Dia tidak mau kalau masuk penjara. "Tidak, aku tidak mau masuk penjara!"

Rangel menoleh ke arah Aurel. Dia ingin Aurel menolongin dirinya. "Aurel, tolongin aku! Aku gak mau masuk penjara! Dan aku juga gak mau kedua hukuman yang diberi kepada dia!" Sambil membujuk Aurel.

"Jangan, Aurel!" sahut Arvin yang mencegat Aurel untuk tidak terpengaruh bujukan Rangel.

Rangel menoleh ke arah Arvin. "Apa sih, jangan ikut campur deh!"

"Cih, aku ini kekasihnya Aurel! Jadi, aku berhak ikut campur," jawab Arvin dengan tegas.

"Yaelah, baru juga kekasih! Belum jadi suami kan?" tanya Rangel songong kepada Arvin. Arvin mulai kesal, dia sudah emosi dengan Rangel. Tetapi, dia sadar. Kalau emosi membuat kita menjadi tidak terkontrol.

"Aurel, bantuin aku!" ujar Rangel yang memohon kepada Aurel.

"Tidak, aku tidak mau membantumu!" jawab Aurel.

"Loh kenapa? Aku ini temanmu, Aurel!"

"Teman? Teman kamu bilang? Jangan ngaku-ngaku aku temanmu deh! Mulai sekarang, Donia lah temanku!" tegas Aurel. Dia sekarang mengakui kalau dirinya itu ingin sekali berteman dengan Donia.

Bersambungg...

Brandon Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum