Chapter 18

889 149 211
                                    

Hari perkemahan yang ditunggu-tunggu telah tiba. Terlihat bus datang berjejer memasuki sekolah dan semua murid bersiap-siap untuk memasuki bus tersebut.

"Hallo, guys!" sapa Donia yang baru saja datang.

"Hallo-hallo, dari mana aja mba?" tanya Ryan yang kesal terhadap Donia. Karena Donia sedikit terlambat.

Donia cengegesan. "Biasa macet."

Ryan yang melihat sekeliling yang sepertinya sedang mencari seseorang dan Donia melihat gerak-gerik Ryan. Dia langsung bertanya kepada Ryan.

"Nyari apa kau?" tanya Donia.

"Brandon mana? Biasanya dia datang lebih awal," tanya Ryan yang masih setia melihat sekeliling.

Yang dikatakan Ryan benar, seorang Brandon selalu datang tepat waktu. Tapi sepertinya hari ini dia datang terlambat.

"Gak tahu," jawab Donia. Donia memang tidak tahu kenapa Brandon telat. Karena dia tidak datang bersama Brandon.

"Bukannya kamu sahabatnya, Brandon ya? Kok gak bareng? Biasanya juga bareng," balas Rara.

Rara tau kalau kekasihnya ini selalu pergi bersama Brandon, tetapi untuk hari ini mengapa kekasihnya tidak berangkat bersama.

"Dia bilang ada urusan sebentar, kupikir Brandon mau menjemput Donia!" jawab Ryan.

Donia tampak bingung, Brandon kan tidak tahu rumah Donia. Masa iya Brandon mau jemputku, ada-ada aja dah nih Ryan.

"Tidak, aku tadi diantar supirku," sahut Donia.

Beberapa menit kemudian, Brandon datang sambil mendorong koper miliknya dan segera menghampiri teman-temannya.

"Dari mana aja kau?" tanya Ryan yang sudah melihat Brandon ada dihadapannya.

"Kantor," jawab Brandon dingin. Dia datang sambil menenteng tas yang dipundak.

"Ngapain?" tanya Ryan kepada Brandon.

"Urusan kerja," balas Brandon sambil melihat Donia yang berada di sampingnya.

Seketika Donia menjadi canggung akibat kejadian kemarin. Lalu Donia segera membuka topik pembicaraan biar tidak canggung didekat Brandon.

"Mana yang lain? Cuman berempat aja?" tanya Donia. Karena dari tadi Donia hanya melihat mereka berempat saja.

"Ada di belakangmu Donia! Mereka baru aja datang," balas Rara. Donia langsung memutar badannya ke belakang. Dan tepat sekali. Dia melihat Aurel dan satu cowok yang sepertinya kekasih Aurel.

"Kenapa mesti ada dia sih?" tanya Donia kesal. Donia sungguh tidak sudi jika satu kelompok dengan orang yang mengatakan dirinya jelek.

"Tidak apa-apa, dia baik kok! Walaupun mulutnya sedikit pedas," balas Rara. Aurel langsung melihat Donia dengan tatapan sinis, begitu juga dengan Donia.

"Apa lihat-lihat?" tanya Aurel sinis.

"Dih, siapa juga yang lihatin kau," jawab Donia dengan malas. Sungguh Donia sedikit kesal dengan Aurel, tapi mau bagaimanapun juga, Aurel teman sekelompoknya Donia.

Tibalah Rangel dan Calista dihadapan teman-temannya Rara. Rara tampak kaget melihat Rangel ada di hadapannya.

"Ngapain kalian berada di sini?" tanya Rara kepada Rangel.

"Tentu saja kami akan sekelompok dengan kalian," jawab Rangel dengan enteng.

"Hah? Kata siapa?" tanya Ryan.

"Kalian kan kekurangan dua orang, jadi pas kan kalau kami berdua masuk ke kelompok kalian!" jelasan Rangel kepada teman-temannya Rara.

"Cih, awas ya kalau kau bikin ulah atau ngerusak kelompok kami!" ucap Ryan kepada Rangel. Rangel hanya mengangguk setuju.

"Tentu, kami tidak akan merusak kelompok kalian kok," jawab Rangel tersenyum.

"Yaudah, kita langsung masuk ke bus kita aja yuk!" ajak Ryan kepada teman-teman sekelompoknya.

Setelah itu, mereka semua masuk ke dalam bus. Tetapi, Rangel belum masuk ke dalam bus, karena dia sedang merencanakan sesuatu.

"Hei, anak baru! Kau tidak akanku beri kebebasan untuk mendekati, Brandon!" batin Rangel. Dan Rangel segera melangkah masuk ke dalam bus.

Bersambungg...

Jangan lupa vote dan koment ya!

Brandon Where stories live. Discover now