Ch. 36

381 50 0
                                    

Semilir angin berhembus menerpa, menerbangkan beberap helaian rambutku, memberi gelitikan kecil di telingaku, seolah membawa bisikan di setiap hembusannya.

Lagi. Entah sudah ke berapa kalinya aku berada di sini untuk memandangi pemandangan yang sama yang juga kupandangi beberapa waktu ini. Rasanya, kepalaku bahkan masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama...

Bagaimana kabarmu di sana?

Bisakah kau merasakan apa yang kurasakan saat ini?

Apa kau merindukanku seperti aku yang merindukanmu?

Rasanya aku ingin berteriak dan mengatakannya keras-keras supaya kau dapat mendengarnya dengan jelas dan membalasnya seperti apa yang kuinginkan.

Terkadang aku berpikir... Jika jalannya tidak seperti ini, apa kita masih bisa bersama dan melalui semuanya dengan lebih baik?

"Anniemarie..." Panggilan dengan nada lembut itu terdengar dari balik punggung.

Menolehkan kepala, aku menemukan Amelia yang berjalan pelan menuju ke arahku. Ia memberi senyuman keibuannya ketika pandangan mata kami bertemu.

"Mengapa meninggalkan selimutmu di dalam?" Tanyanya sembari membentangkan selimut yang dibawanya, kemudian melingkarkannya ke tubuhku.

"Aku lupa membawanya." Balasku jujur. Sama seperti malam-malam kemarin, aku terkadang lupa membawa benda itu bersamaku.

Selanjutnya, Amelia mendudukkan dirinya di sampingku. Pandangan matanya kemudian mengikuti arah pandangku yang kembali tertuju pada laut.

"Kau pasti merindukannya."

Ya tentu saja. Aku begitu merindukan banyak hal yang tidak kutemui dalam hidupku beberapa waktu terakhir ini.

"Aku memahami bagaimana perasaanmu itu. Kami, aku dan Andrew selalu diselimuti  perasaan itu ketika harus berada jauh dari Dave."

Dave, suami sekaligus ayah dari Andrew yang harus berpisah dari mereka karena pekerjaannya.

Keheningan sejenak menyelimuti kami. Hanya ada suara ombak dan dedaunan yang saling bersentuhan diterpa angin. Hingga kemudian Amelia kembali berucap dengan keraguan dalam suaranya.

"Apa kau masih tidak ingin bertemu dengan ayahmu?"

Bertemu dengan ayah...

Ini sudah satu tahun lamanya setelah insiden itu terjadi, selama itu pula aku selalu menghindar dan tidak berkenan untuk bertemu dengannya. Rasanya aku masih begitu kecewa dengan keputusan yang dibuatnya.

"Amelia?" Panggilku yang dibalasnya dengan gumaman kecil.

"Apa ibu akan merasa sedih jika aku terus seperti ini?"

Aku bertanya yang kemudian membuatnya tersenyum kecil.

"Mungkin ya... dan tidak."

Jawabannya yang terkesan ambigu itu membuatku tidak mengerti.

"Ibumu mungkin bersedih melihatmu yang tidak baik-baik saja dengan ayahmu, tetapi ia akan merasa senang dengan tindakan apa yang kau ambil."

Setelah perdebatan kecilku dengan ayah saat itu, aku memilih pergi ke tempat Amelia dan tinggal bersamanya di sana. Aku tahu, aku mungkin tidak bertanggungjawab atas pilihan yang kuberikan padanya sebelumnya, tetapi keputusannya begitu mengecewakanku.

Ayah mungkin membantu Travis untuk terlepas dari segala tuduhan hukum yang dituduhkan padanya, baik mengenai penculikanku maupun tuduhan penusukan Steve saat itu. Namun, hal yang kemudian membuatku pergi dan menghindar darinya adalah, ia tidak mengizinkanku menemui Travis, bahkan untuk terakhir kalinya sebelum kami berpisah.

Travis Mason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang