42|Celaka

246 9 2
                                    

"Oke anak-anak, saya ingin kalian mempersiapkan pensi yang akan dinanti-nantikan," kata Pak Guru yang sedang mengajar di kelas XI IPA 2.

"Kapan tuh, Pak?" tanya salah satu murid disana.

"Sebulan lagi Nak, jadi saya ingin kalian mempersiapkan dengan matang. Saya ingin kalian bagus tampilnya," ujar panjang lebar Pak Guru itu yang merangkap sebagai Wali Kelas.

Wali Kelas tersebut bisa kita panggil Pak Jou. Pak Jou sendiri sebagai Guru Matematika.

Ocha yang mendengarnya pun bersemangat lalu mengangkat tangannya bertanya.

Pak Jou melihat Ocha mengangkat tangannya pun seketika bergetar ketakutan.

'Karena orang itu'

"Bapak, kita bebas nampilin apa aja?" tanya Ocha bersemangat. Teman-teman kelas yang berada disana pun sudah menahan nafasnya ketakutan.

TIDAK BERANI MEREKA BEKERJASAMA DENGAN VIANUS!

"A-ah iya b-boleh tentu saja, hahaha Vianus," jawab Pak Jou dengan kaku dan gugup. Ia masih sayang nyawa!

"Mengapa kamu bertanya hal itu?" tanya lagi Pak Jou yang sudah mengalihkan tatapannya kepada Ocha.

Ocha mengerutkan dahinya aneh.

'Lah ditanya kenapa? Emang ini Vianus kaga pernah ngikut beginian?' tanya Ocha dalam hati.

"Saya memang tidak boleh ikut, Pak?"

"B-bukan gitu Nak. Kamu boleh ikut kok, iyakan anak-anak semua?" Teman-teman di kelas pun langsung mengangguk cepat.

Ocha yang mendengar dan melihat itu pun bernafas lega.

'Setidaknya dirinya boleh ikut'

Beberapa minggu kemudian, saat semua kelas berusaha melakukan yang terbaik.

Kelas XI IPA 2 ini belum menemukan ide. Sama sekali.

Karena tahun ini, seorang Vianus Nevalita Ardamada ikut dalam pensi ini! Ini sungguh mengejutkan dan menggemparkan di sekolah ini.

Mereka takut nyawanya diambil.

Orang itu sangat berkuasa.

Tapi mereka tak bisa menolak permintaan Vianus begitu saja. Bisa-bisa mereka akan kehilangan nyawa juga.

Ocha yang sudah berada di kantin dengan di depannya Nelson beserta kawan-kawannya.

Farran berdeham keras.

Hans hanya melihat ke arah Ocha dengan teliti.

Nelson yang sedang bermain ponsel.

Varden yang entah sudah kemana.

Akhir-akhir ini memang Varden jarang mengumpul bersama teman-temannya.

"Jadi mau pesan apa?" tanya Farran.

"Biasa," jawab Nelson dan Hans secara bersamaan.

"Gue bakso spesial hari ini, bro." Farran mengangguk seraya mengedipkan matanya.

Ocha acuh tak acuh melihatnya lalu kemudian menatap langsung Nelson.

"Kenapa?" tanya Nelson peka.

Ocha celingak-celingukan mencari keberadaan dua orang tersebut. Varden dan Bella.

"Sih Varden tumben gak bareng kalian?" tanya Ocha.

Nelson menghendikkan bahunya tak tahu dan tidak mau tahu.

Octavianus [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang