15|Siapa Adji?

285 22 0
                                    

"Hosh hosh hosh, lelah hayati berlari" kata Ocha dengan lelah. Tidak peduli dengan keadaan, Ocha duduk saja dibawah tanah tanpa mempedulikan tatapan orang kepadanya.

Ocha sekarang memang sudah terbiasa tetapi ia harus hati-hati, orang itu pasti masih menguntit dirinya.

Mengingatnya saja sudah kesal setengah mati. Karena hal itu, ia tak bisa pergi ke dunianya dulu.

Ocha melihat Bella baru saja turun dari mobil. Ocha bangun dan menghampiri sahabat barunya di dunia ini.

Bella yang tersadar mengangguk seolah paham apa yang dikatakannya. Ocha memang ingin berjalan ke kelas bersama Bella.

Tanpa peduli dengan gosip.

Mereka berjalan beriringan dengan senandung kecil yang dinyanyikan Ocha.

Bella sendiri hanya diam dengan terus menatap kedepan. Menurutnya ia juga tak peduli dengan murid-murid disini.

"Bella" langkah kaki mereka berhenti begitu pula lagu yang dinyanyikan Ocha pun ikut berhenti.

Bella menatapnya begitu pula dengan Ocha. Sedangkan laki-laki itu berdeham pelan agar tidak ada kecanggungan diantara mereka.

"Gue mau ngomong serius sama Lo" kata laki-laki itu.

Bella menaikkan alis sebelah dengan raut wajah tak suka.

"Tinggal bilang aja sih apa susahnya, Ji" ketus Bella.

Adji yang mendengar ketusan itu melihatnya dengan miris. Pasti sekarang Bella sudah sangat benci padanya. Tapi memang tidak ada yang harus dilakukan oleh Adji selain memutuskan hubungan mereka.

Adji dan Bella sudah pernah berpacaran walau itu hanya 4 bulan. Saat itu mereka masih kelas SMP, jadi wajar Ocha tidak tahu karena mereka tidak satu sekolah saat itu.

Mereka putus karena laki-laki itu yang meminta putus. Bella mengiyakan permintaan tersebut. Tanpa ada raut kesedihan yang terdalam.

Menurutnya, pacaran boleh tapi jangan pernah selalu membawa perasaan. Karena itu akan sangat merepotkan.

Adanya pertemuan pastinya ada perpisahan. Jadi, ia bukannya tak mencintai laki-laki didepannya. Hanya saja ia tak boleh terlalu lebay seperti ini, karena pasti rencana Tuhan lebih bagus daripada dirinya.

Adji menghela napas kasar, lalu menatap Ocha dengan tatapan untuk pergi. Ocha mengangguk lalu menepuk pundak sahabatnya itu agar tidak rapuh.

Dan meninggalkan mereka dengan keheningan yang terdalam.

'Hubungan yang kandas, tidak akan bisa mengalahkan kerinduan yang tak terbatas'

__________

Ocha yang merasa bosan pun hanya bisa menelungkupkan wajahnya ke meja. Tidak ada yang bisa ia jahili, hanya Bella yang selalu pasrah jika ia jahili.

Huh jadi pengen cepet - cepet pulang rasanya. Agar bisa membuat sahabatnya itu kesal.

Kringg kringg

Bunyi bel berkumandang menandakan saatnya istirahat. Ocha yang sudah menahan lapar pun senang. Akhirnya ia dapat memakan bakso, kesukaannya.

Setelah didepan kelas, Ocha sudah melihat Bella berdiri dengan malas. Mungkin malas melihat murid-murid menggosipkan tentang dirinya yang sok jagoan ini.

Kalau bukan karena dia, sudah Bella lawan dari dulu. Ya karena hal itu.

Ocha menggandeng tangan kanan Bella, dengab Bella yang masih diam dengan tatapan kosong. 'Ada apa dengan Bella? Wajahnya seperti ingin mengeluarkan berak tapi tidak bisa karena kesakitan? Masa iya karena itu?'

"Woy" tepukan itu membuat Bella sadar dan mendelik tajam kepada Ocha yang sudah cengengesan tak jelas.

Bella melepaskan genggamannya dan melanjutkan jalannya. Ocha pun mensejajarkan langkah Bella yang cepat.

Jadi teringat dengan Nelson yang jalannya cepat itu.

"Lo ada masalah apa sih, Bel?" tanya Ocha hati-hati. Apa karena kejadian tadi?

Bella masih diam.

Ocha menatapnya dari samping dan terkekeh kecil.

"Kalau ada masalah bilang, jangan dipendam. Gak baik pendem lama-lama" lalu meninggalkan Bella yang sedang merenung ucapan dari Ocha.

'Makasih Via, karena Lo. Gue ada semangat buat ngelanjutin hidup biasa-biasa ini'

__________

Yuhuuu gimana?? Penasaran gak sama Adji? Siapa sih orang yang buat Bella tak bisa melawan?

Sebenernya Bella ini orangnya sempurna hanya karena jutek makanya banyak yang gak demen. Huhu padahal dia itu karakter-ku kesayanganku.

Oke sebelum itu jangan lupa untuk memencet lonceng vote dan komen jika ingin bertanya. Soal follow? Aku gak keberatan kalau kalian gak follow, dibaca aja udah seneng.

Okee see you next Chapter kawanku babu ku haha.

Octavianus [On Going] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora