30|Ada Apa Dengan Bella?

137 6 0
                                    

Ocha merenung di kelas sendirian. Memang waktunya istirahat tetapi Ocha masih betah di kelasnya.

Flashback On

Ocha sedang berjalan santai ke ruang kelasnya, tapi tiba-tiba saja ada yang mencegatnya dari depan. Tadinya ingin kesal berubah jadi biasa saja karena tahu siapa orang itu.

Arbi.

"Ngapain? Ada perlu apa sama Gue?" tanya Ocha malas seraya melihat-lihat ke arah lain.

Arbi tersenyum tipis melihat Ocha yang berusaha memalingkan wajah saat menatap dirinya.

"Lo hati-hati sama Nelson. Gue gak tau dia baik atau enggaknya sama lo."

Ocha mendesis melirik Arbi.

"Terserah Gue mau gimana, bukan urusan lo kan?" ketus Ocha meninggalkan Arbi sendirian disana.

Flashback Off

Apa alasan Arbi berkata seperti itu? Nelson? Sungguh laki-laki itu bisa melakukan hal itu?

Orang lain pun juga tahu bahwa Nelson menatapnya biasa seperti tidak ada kejadian apa-apa.

Ocha juga tahu itu.

Tapi yang namanya waspada pasti ada tentunya. Wajah Nelson sih memang biasa saja tapi bisa saja hatinya busuk?

Bella juga entah kenapa tiba-tiba menghilang termakan waktu begitu saja. Memang dirinya tidak sekelas dengan Bella.

Tapi aneh saja jika Bella tidak mengajaknya ke kantin seperti biasa.

Dulu juga Bella bercerita bagaimana dia bisa terbully oleh kakel tersebut.

Itu dikarenakan Bella itu seperti orang misterius.

Seperti orang diam-diam menghanyutkan bukan?

Tapi Ocha tidak ingin berpikiran buruk tentang Bella. Bella pasti tidak ada hubungan apa-apa dengan kasus ini.

Dan lagi Ocha harus berusaha untuk bisa bertemu dengan bidadari tersebut.

Ocha bangkit dari duduknya menuju ke perpustakaan. Meringankan otak yang pasti berat karena kebanyakan masalah.

Langkahnya terhenti.

Melihat Varden sedang berbicara dengan Bella di depan perpustakaan.

Ada apa?

Ocha bersembunyi di balik tembok dan berusaha mendengar apa yang dibicarakan Varden dan Bella.

Memang jahat tapi dia sendiri juga penasaran.

Akhir-akhir ini Bella jadi lebih dekat dengan Varden dibandingkan dirinya.

"Bel, Gue harap lo ngerti apa yang gue maksud."

"Lo pikir gue mau hah?"

"Via juga gak perlu tahu soal ini kan?"

"Ya tapi kan...."

"Tapi apa? Lo juga tahu rumornya kan?"

"Var, Gue tahu lo gak suka sama kakaknya. Tapi bukan berarti nusuk dia dari belakang."

"Gue gak nusuk dari belakang kok, paling dari samping."

"Gue serius oon."

"Intinya rahasiain ini dari Via, oke?"

"Ogah."

"Bell...."

"Iya dah bawell."

"Oke Gue pergi dulu ya?"

"Hmm."

Mendengar langkah jalan Varden menjauh, Ocha mendekati Bella seperti tidak ada kejadian apa-apa.

"Hai Bell, ngapain nih di perpus?"

Bella menoleh dengan kaget tapi berusaha untuk tidak gugup.

"Tadi mau nyari buku tapi ternyata enggak ada jadi Gue niatnya mau pergi. Lo ngapain kesini?" tanya Bella menormalkan suara gugupnya.

"Gue juga mau ke perpus, niatnya mau ringanin otak hehe."

"Oh yaudah, Gue duluan. Bye." Bella terbirit-birit meninggalkan Ocha yang tersenyum miris.

Lagi-lagi dirinya di raga ini tidak memiliki teman tulus.

__________

"Lo ada masalah apa sama Vianus?" tanya seorang laki-laki itu tertahan emosi.

"Hah? Gak ada kok bray. Emang kenapa ya?" tanya balik laki-laki yang diajak mengobrol.

"Lo tahu kalau kakanya itu gak tahu soal persoalan itu?" gertak laki-laki memegang erat pulpennya.

Laki-laki yang memakai headband dan juga jaket jeans itu terkekeh sinis.

"Gak tahu apa-apa? Yakin tuh?"

"Jangan bawa Vianus ke dalam masalah Lo.... Varden!" tekan laki-laki itu.

Laki-laki yang dipanggil Varden itu masih terkekeh sinis mendengar sahabatnya yang masih berusaha itu.

"Gue gak ada niatan nyakitin Via. Cuman mau nyenggol Deric doang kok."

"Lagipula bukannya Lo udah gak ada rasa lagi bukan sama Vianus? Farran Evenezer?"

DEG!

DEG!

DEG!

"Jangan pikir Gue bodoh Far." Varden meninggalkan Farran yang masih mematung tidak percaya.

Nelson melihat Varden keluar kelas itu tiba-tiba kaget melihat keberadaan Nelson di depan kelas.

"Nel, ngapain Lo di depan kelas hehe?" cengengesan Varden.

Nelson melirik Varden sekilas lalu berjalan masuk kelas seperti tidak apa-apa.

Iya dia memang tahu per-circle an tidak selamanya akan bagus. Pasti akan ada perpecahan seperti saat ini.

__________

Gimana? Kaget gak? Wkwkwk banyak plot twist ya guys disini jadi persiapkan otak kalian mateng mateng.

Jangan lupa vote komen oke! Byee see you.

Octavianus [On Going] Where stories live. Discover now