34| Pertengkaran Rumit

129 5 0
                                    

Ocha dan Nelson sekarang sudah berada di depan pekarangan rumah. Ocha yang tertawa meledeki Nelson sedangkan Nelson sendiri masih tahan dengan wajah datarnya.

Ya setelah mereka berjalan-jalan dan bersantai di taman bunder, Nelson langsung mengantarkan Ocha dengan selamat.

Tentu saja diberitahu oleh Ocha alamatnya.

"Aish, lo tuh lucu banget bege buahahaha. Coba aja lo bego pasti masih cengo ngeliat orang yang ngelukis lo," kata Ocha masih tertawa.

Nelson melirik lalu menaruh helm kesayangannya di motor dan merapihkan rambutnya yang sedikit teracak-acak.

Nelson itu tidak suka dengan berantakan walau sering bolos.

"Nyatanya gue gak bego kan?" jawab Nelson tanpa marah.

"Anjir masih ngakak muka komuk lo. Bengek lebih dah." Ocha mengelap air matanya yang ingin keluar.

Karena lelah tertawa, Ocha turun dari motor gedenya Nelson dan berjalan masuk.

Tapi baru memegang kenop pintu, tak disadari ternyata ada Deric yang ternyata juga ingin keluar.

Mata Deric seketika menajam siapa yang baru saja datang bersama orang lain.

"Siapa lagi yang mau lo ajak mati, hm?" tanya Deric dingin.

Ocha meneguk ludahnya kasar. Deric yang seperti lebih menyeramkan dibandingkan Deric yang hanya dingin dan cuek.

"Gu-gue dianter doang kok bang. Gak lebih," jawab Ocha dengan pelan disertai gugup semata.

Deric terkekeh dingin dan berjalan santai kearah Nelson yang masih nyaman di motornya.

"Balik lo," ucap Deric dingin.

"Bang--"

"Diem lo. Gue gak ngomong sama lo," gertak Deric. Sudah mencapai diatas kesabarannya.

Ocha terdiam sambil menautkan jari-jari kecilnya di depan dengan menunduk.

'Sial gue lupa kalau Deric anti banget kalau ada yang nganterin gue pulang' batin Ocha.

Jika ditanya kenapa Arbi tidak dimarahi? Ya karena saat itu tidak ada Deric.

"Gue gak akan balik sebelum Ocha masuk," jawab Nelson santai dan memasukkan tangan kirinya ke saku celananya.

Deric menggeram dengan tangan yang sudah terkepal sedari tadi.

Bugh! Brak!

"ABANGG!!" teriak Ocha terkejut.

Deric memukul rahang laki-laki itu dengan kencang sehingga Nelson terdorong dan terjatuh hingga pot bunga semuanya hancur.

Ocha menghampiri keduanya dan menatap tajam kearah Deric.

"LO GILA HAH?! KENAPA LO MUKUL NELSON ANJIR. DIA GAK ADA SALAH APA-APA SAMA LO!" gertak Ocha dengan keras.

Beruntung mereka tinggal di komplek yang orang-orangnya tidak peduli.

"KENAPA LO BELAIN DIA?! LO MAU BAKALAN ADA KORBAN LAGI?!"

"GUE TAHU DAN GUE NGERTI. TAPI MASALAHNYA LO SAMPE MUKUL DIA, LO GAK KASIAN?!"

"LEBIH BAIK DIA GAK MATI DITANGAN ORANG YANG GILA SAMA LO VIANUS!" Setelah itu Deric meninggalkan keduanya dan masuk kembali ke dalam.

Seketika mood Deric jadi berantakan.

Ini semua terjadi jika Vianus tidak memberitahu siapa dalangnya.

Apa salah tindakan Deric untuk melindungi orang itu dari dalang pembunuh kekasih dan juga sahabat kecil dari Vianus?

Octavianus [On Going] Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon