09|Pemakaman Dhira

432 29 3
                                    

Setelah pulang sekolah ini, Ocha memang berniat ingin kerumah Dhira. Kenapa ia tahu alamat Dhira padahal baru sehari kenal? Karena Ocha mendengar murid-murid kelas mengucapkan alamatnya tanpa sengaja.

Saat ini Ocha sudah berada di depan pagar rumah Dhira. Sudah banyak bendera kuning di setiap tiang jalan. Ocha melihat keluarga Dhira yang menangis meraung-raung memanggil Dhira.

Sebenarnya Ocha kasian tetapi ia tak tahu siapa dalang dari pelaku tersebut. Ia akan pastikan untuk mencari tahu dalang dari semua ini.

Saat ingin melangkahkan kaki ke depan, ponselnya bergetar. Ocha mengurungkan niatnya dan mengambil ponselnya sebentar. Ada pesan dari orang yang sama. 'Siapa sih orang ini? Ganggu banget' kata Ocha dalam hati.

62xxx
Woahh, kamu juga ikut pemakaman dari temanmu? Eits mungkin dibilang mantan teman?

Ocha menggertakkan giginya kesal. Lalu mengantungi ponselnya lagi tanpa membalas pesan orang tersebut. Saat sudah sampai didalem, orang-orang yang berada di dalam langsung keluar tanpa permisi.

Ocha yang sudah tahu jadi rak heran lagi. Orang itu pasti sudah merasuki pikiran orang-orang untuk menjauhinya.

Ocha menepuk pundak Ibu paruh baya yang ia ketahui mungkin Ibunya Dhira. Ibunya Dhira menoleh kearah Ocha dengan sesenggukkan. Dan langsung memeluk Ocha dengan erat.

Ocha yang kaget hanya bisa mengelus punggung Ibu Dhira.

"Hiks- anakku. Ti-hikss dak pergi bukan? Hikss" Ocha tahu rasanya bagaimana kehilangan orang yang disayanginya.

Seharusnya Ocha tidak mendekati Dhira. Ya seharusnya. Ocha merasa menyesal ya menyesal sedikit kenapa ia terlalu menyepelekan masalah ini.

'Lo tenang aja Via, Gue bakal lurusin urusan masalah Lo. Agar Lo bisa balik lagi ke raga Lo'

__________

"Huh"

Ocha sekarang memang sudah berada di kamarnya. Setelah pemakaman tadi, Ocha langsung pulang karena tidak ingin terlalu lama-lama diluar. Pasti orang itu akan mengikutinya.

Sesaat Ocha menyadari perkataan Ibu Dhira waktu itu,

Flashback On

"Saya merasa aneh dengan surat ini, padahal Saya tak pernah membuat surat seperti ini Nak"

Ocha melihat tulisan di surat tersebut. Alisnya mengerut, 'jangan dikunci dulu? Kunci kamarnya? Rasanya ada yang janggal disini'

"Memangnya Ibu kemana tadi malam?" tanya Ocha langsung.

"Ibu memang keluar sebentar karena ada yang mengirim Ibu paket. Karena dekat Ibu tak menguncinya memang. Tapi saat Ibu mau ngambil paketnya, orangnya malah bilang salah kirim. Jadi ya, Ibu balik lagi. Balik-balik memang tidak ada apa-apa selain kertas surat itu. Tapi saat ke kamar, masya allah saya sedih saat melihat itu Nak" ujar Ibu Dhira panjang lebar dengan menahan isakan sedihnya.

Ayah Dhira hanya mengelus lengan Istrinya, ia tidak tahu harus bagaimana bersikap. Tapi yang jelas ia sangat terpukul dengan kepergian putri satu-satunya.

Flashback Off

Isi dari surat itu bertuliskan

Dhira, Ibu keluar bentar jadi jangan dikunci dulu, kalau kamu udah nemu ini kamu dikamar aja ya. Jangan keluar rumah inget, terus jangan lupa kunci pintu kamar kamu oke. Hati-hati dirumah ya anak Ibu.

Dari Ibumu NA

Memang kalau dipikir-pikir ini memang aneh. Ocha mengacak-acak rambutnya kesal. Teka-tekinya bikin orang ingin nangis darah saja.

Baiklah saat ini Ocha ingin menganti pakaian dulu, karena tak sempat mandi sore. Memang sekarang sudah jam tujuh lebih lima belas menit. Tak mungkin bukan ia mandi malam-malam. Yang ada nanti dia bisa sakit rematik.

__________

"Lo tenang ajach Via, karena Gue gak akan buat Lo menderita sampe gila. Gue hanya akan buat Lo tahu gimana sedihnya dijauhi oleh orang-orang yang Lo sayang" kata laki-laki itu pelan sambil menatap lama jendela orang tersebut.

__________

Jangan lupa vote, coment, dan sharenya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Where stories live. Discover now