12|Kertas Gulungan

335 21 0
                                    

Ya. Saat ini mereka sedang berada di taman bunga. Walau susah sekali membujuk Bella pergi ke taman. Tapi akhirnya pun Bella juga mengiyakan perkataannya.

Ocha takjub melihat bunga-bunga yang berwarna-warni. Di dunianya dulu, Ocha memang sangat suka bunga. Maka dari itu dirumahnya banyak sekali bunga-bunga yang mekar.

Berbeda dengan Bella, ia tidak suka dengan bunga. Menurutnya, bunga itu seperti tanaman-tanaman yang lainnya.

"Eh anjir, bunganya cakep bener. Bel sini dong" kata Ocha dengan melambai-lambaikan tangannya kearah Bella untuk menghampirinya. Bella yang malas berdebat pun mengikuti Ocha yang sedari tadi kagum melihat-lihat bunga biasa ini.

"Lo suka bunga apaan Bel?" tanya Ocha yang sedang memilih-milih bunga untuk dijadikan vas di kamarnya.

"Gak ada" jawab Bella dengan tenang. Bella bukan orang dingin atau cuek, hanya saja ia tak suka basa-basi.

"Ish gak seru Lo mah"

__________

Bella lagi-lagi menghembuskan napasnya kembali. Ocha sangat susah diatur memang. Sudah waktunya sore tapi masih saja peduli dengan bunga-bunga yang gak jelas itu.

Disisi lain, Ocha masih merasa kurang puas mengambil bunganya. Memang taman ini diizinkan mengambil bunga asalkan sudah membayar tiket-nya. Dan Ocha tidak ingin menyia-nyiakan hal tersebut.

Saat ingin mengambil setangkai bunga mawar merah, ada kertas yang nyelip di daun tersebut. Karena kesulitan mengambil kertas gulungan tersebut, akhirnya ia meminta tolong pada Bella.

"Woy Bella, sini buruan" teriak Ocha. Bella langsung melangkahkan kakinya kearah Ocha dengan malas. Lagi enak-enak duduk, diganggu gak jelas gini.

"Kenapa sih?" ketus Bella. Kalau bukan karena disuruh laki-laki itu, Bella pasti akan menolak keras. Pastinya tahu karena apa kan?

Saat Bella sudah mendekat, ia melototkan matanya. Kertas gulungan tepat di dekat duri-duri itu. Apa orang itu sengaja? Pikir Bella.

"Lo tahu darimana ada kertas?" tanya Bella yang masih melihat kertas gulungan tersebut.

Ocha menggeleng.

Karena memang tiba-tiba saja sudah ada kertas gulungan tersebut. Aneh memang kan? Apa orang itu benar-benar penguntit?

Bella mengambil ranting kecil dibawah dekat dengan kakinya. Beruntungnya kertas itu langsung jatuh ke tanah tanpa susah payah mengambilnya pakai tangan.

"Coba Lo buka Bel, tangan Gue banyak bunga nih" tunjuknya bunga kearah Bella. Membuat Bella mendengus kecil.

Ia memungut lalu membukanya secara perlahan. Alisnya mengerut tak paham. Apa maksudnya itu?

"Lo punya musuh?" tanya Bella yang masih memperhatikan kertas tersebut. Ocha mengangguk pelan.

Lalu Ocha mendekati Bella yang sedang serius melihat kertas. Seketika Ocha melotot, jadi orang itu benar-benar penguntit? Bagaimana ini?

Dia bahkan tahu bahwa dirinya tidak sendiri. Bagaimana dengan nasib Bella nanti? Ah dia tak sanggup kehilangan teman lagi disini.

'Hari ini Kamu beruntung karena Saya tidak mungkin bisa membunuh teman barumu'

Dari orang itu NA

Sepertinya Ocha harus minum obat agar jantungnya masih tetap aman. Saat melihat wajah Bella, ia tak paham. Bukannya takut karena akan meninggal tapi perempuan itu hanya berkata...

"Gue gak peduli siapa musuh Lo"

__________

"Melelahkan" baru saja satu langkah masuk kerumah, sudah dihadang oleh dia. Siapa lagi kalau bukan Vendou Derico Ardamada.

Laki-laki itu menatap dirinya dari atas kebawah, Ocha memang ke taman menggunakan kaos hitam polos dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah maroon tanpa dikancingin. Celana jeans hitam dengan sepatu adidas campuran pink dan putih.

Ocha mendelik saat Deric melihatnya hingga berputar-putar mengelilingi tubuhnya. Emang dia ini patung apa sampe harus dikelilingi seperti itu.

Padahal ia pulang jam 5:15 sore. Lagian sejak kapan dia sampe memperhatikan Ocha segitunya.

"Abis darimana?" tanya Deric dengan tatapan terintimidasi. Dengan bersedekap dada.

Ocha menggaruk tengkuknya tak gatal dengan berbicara santai "Ke taman doang, gak usah segitunya kali Bang nanyanya" ujarnya.

Deric menaikkan alis sebelahnya tanpa mengalihkan perhatiannya ke adiknya itu. Walau ia sangat membencinya tapi jelas ia adalah adik satu-satunya.

"Gue cuman nanya Lo kemana bukan ngapain ajach" ketus Deric.

Lalu meninggalkan Ocha sendirian dengan melongo. Lah dikirain bakal nanyain ngapain ajach, tau-taunya hanya menanyakan habis darimana.

Memang mengesalkan bagi Ocha. Ocha pun langsung ke kamar dan bergegas menuju ke kamar mandi seperti rutinitasnya sehari-hari.

__________

Hello hello what's up, kembali lagi bersamaku kei xixi.. Penasaran ya siapa dalang yang ngebunuh tiga orang tersebut? Kalau penasaran baca yuk baca.

Jangan lupa vote, coment, dan share nya ya. Semoga suka, see you.

Octavianus [On Going] Where stories live. Discover now