70.

575 58 5
                                    

___HAPPY READING ___
.
.
.
____________

Setelah pengakuan itu usai diucapkan secara detail dari awal Salsa yang menghampiri Gio, membuat rencana, melakukan aksi dari rencana yang sudah dia buat sampai membuat dirinya terjebak, dan mengulanginya lagi dengan orang yang berbeda hingga dia dinyatakan positif hamil, meminta bantuan kepada Ania, memohon-mohon minta pertanggung jawaban pada Loka, menjadikan Loka sebagai alat untuk melancarkan aksinya terhadap Ania, hingga semua kejahatan keji yang dia lakukan secara sadar, terbongkar karena dirinya sendiri.

Salsa menunduk dalam-dalam. Dia malu, malu telah merendahkan harga dirinya sendiri di depan orang yang amat penting di sekolah.

Salsa tidak punya pilihan bahkan tidak punya waktu jika terus menutupinya demi keamanan dirinya sendiri. Walau akan berakhir buruk untuk dia, tetapi setelah mengungkapkannya Salsa merasa lega. Merasa sangat lega karena telah meruntuhkan beban berat yang menjerat di dalam hidupnya.

Pak Setya menatap Salsa yang terus menunduk. Jika ditelaah lebih dalam lagi, Salsa tidak sepenuhnya bersalah, jika dia bisa mengendalikan rasa bencinya pada Ania, pasti dia tidak akan terjerumus ke dalam lubang neraka. Tetapi nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, Salsa harus menerima hukuman yang seharusnya dia terima.

Pak Setya menurunkan kaki kanannya yang menopang pada kaki kiri. Sebelum berbicara dengan Salsa, dia menatap Gio kilas. Jika dipikirkan, hukuman yang akan diterima mereka tentu sangat berbeda. Bukan Gio yang akan diberatkan hukumannya, melainkan Salsa.

"Jadi kesimpulan dari semua yang sudah kalian lakukan adalah kalian ingin Ania dibenci banyak orang dengan rencana bejad yang sudah kalian rencanakan." Pak Setya menjeda ucapannya, sembari terkekeh dia mengangguk-anggukkan kepalanya, mengapresiasi tindakan tersebut. "Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada kalian, Gio dan Salsa, yang sudah berhasil membuat Ania dibenci semua orang. Tapi semua rencana kalian akan berakhir di sini. Setelah ini, bukan Ania lagi yang dibenci seluruh orang, melainkan kalianlah yang akan dibenci tanpa adanya kebenaran."

Tepat. Saat Salsa menatap pak Setya, pak Setya langsung mengunci pandangan Salsa yang akan kembali menunduk. "Dan untuk kamu, Salsa. Yang niat awalnya ingin memiliki Loka secara penuh dengan kamu yang mengaku-ngaku hamil anaknya. Cara yang kamu lakukan sangat memalukan Salsa. Bukan cara seperti itu jika kamu ingin memiliki Loka, kamu bisa melakukannya dengan cara sehat yang pastinya akan diterima baik oleh Loka. Tapi kembali lagi, semua ini sudah terjadi karena pemikiran kamu. Jadi setelah ini, kamu pasti tidak akan bisa mendapatkan Loka kembali. Karena kamu, yang telah menjauhkan Loka dari diri kamu sendiri." ujar pak Setya yang diresapi dengan begitu perasaan penyesalan dari dalam diri Salsa.

"Saya sudah punya keputusan untuk hukuman yang pantas buat kalian berdua. Saya sudah memikirkannya matang-matang dengan melihat kedepannya." pak Setya mengambil map yang ada di atas meja, yang tidak bisa mereka ketahui isi dari map tersebut. Karena map itu tertutup dengan sangat rapat.

Pak Setya mengambil bolpoin dan menandatanganinya di bawah isi surat tersebut. Setelah selesai, pak Setya menatap Salsa. Dia menyerahkan amplop coklat yang berisi tulisan yang tadinya berada di kertas dalam map. "Detik ini juga saya keluarkan kamu dari sekolah, karena tingkah perempuan seperti kamu lebih kelewatan daripada Gio."

Salsa menunduk, meneteskan air matanya sesak. Ia pantas menerima hukuman itu, dan ia akan menerimanya dengan hati yang ikhlas, jika Gio juga mendapatkan hukuman yang setimpal dengannya.

"Dan untuk kamu Gio. Saya tidak akan mengeluarkan kamu dari sekolah, karena suatu saat kamu akan menjadi kepala keluarga, dan kamu perlu ijazah untuk menghidupi keluarga kamu. Walau keluarga kamu sudah kaya sekalipun, tapi tanpa ijazah sah, kamu tidak akan dipandang menjadi siapa-siapa oleh semua orang. Jadi manfaatkan sebaik-baiknya peluang yang kamu punya."

ANBELINWhere stories live. Discover now