14. Hurt (Special Part)

6K 282 2
                                    

"Happy Anniversary, Maliq!!! I love you so much!!"

"Maliq, kamu dimana? Bales dong!!"

"Maliq! Ih kemana sih?"

Dari ucapan selamat sampai ucapan yang terlihat jenuh telah Heni kirimkan beberapa kali via messenger pada Maliq. Namun kekasihnya itu belum juga membalasnya, jangankan membalas, membaca saja pun belum. Kemana kau Maliq? Pikir Heni dalam hati.

Iphone milik Heni bergetar. Tertera 2 messages di dalamnya. Heni segera membuka isi pesan itu, ooh, ternyata dari orang yang sedang ia tunggu. Maliq.

"Ya.. Happy anniv too!"

"Maaf baru ku balas. Aku baru kembali memegang handphone."

2 messages tersingkat dan tak berarti apa-apa yang Heni dapatkan. Biasanya, Maliq selalu mengiriminya messages yang menyenangkan dan membuatnya -kadang- tersenyum sendiri. Seperti saat baru pertama mereka jadian misalnya.

"Iya sayang, aku baru sampai rumah. Dengan selamat hehe.. Kamu tau gak? Tiba-tiba aku kangen lagi sama kamu lho. Coba kita tinggal serumah ya. Atau kita kayak Mario sama Venna aja yuk. Hihi."

Nah begitu messages yang sering membuat Heni tertawa sendiri. Guyonan Maliq yang tak henti-hentinya selalu saja membuat suasana tak kelihatan serius. Tetapi mengapa di saat hari penting seperti ini Maliq malah cuek dan tak menyenangkan seperti biasanya. You why, baby?

"Apa kita bisa ketemu?" Heni kembali mengirimi messages. Ia berharap kali ini Maliq merespon dengan baik dan tidak membuatnya kesal. Teruntuk hari ini saja.

35 menit berlalu. Iphone Heni tak lagi kembali bergetar. Belum ada tanda-tanda balasan dari Maliq atau Maliq yang tak ingin membalas? Ah, Maliq membuat gadisnya resah saja.

Heni menarik kursi di depan meja komputernya. Mungkin karena terlalu lama menunggu membuatnya jenuh, maka ia putuskan untuk berselancar di dunia internet. Ia berharap online akan membuatnya lupa sesaat akan perlakuan Maliq pada dirinya.

Media social Twitter menjadi tujuan utama gadis ini untuk menghibur diri. Berkali-kali ia scroll baik ke atas maupun ke bawah, namun tak ada isi timeline yang menarik. Tak ada mention masuk pula. Ini tambah membuat jenuh saja.

Heni meletakkan kedua tangannya diatas meja untuk menopang wajahnya yang terlihat kusut.

"ARGH!!" Desisnya sebal sambil menekan tombol enter sekeras mungkin.

Rasanya sebentar lagi Heni akan mengamuk dengan membanting kasar keyboard komputernya, atau mungkin ia akan sekaligus menghancurkan komputernya untuk melampiaskan kekesalannya ini. Maliq harus bertanggung jawab!

You have new notifications!

Mata Heni langsung tertuju ke arah Iphone bercase putih miliknya. Layar Iphone itu menyala dengan pemberitahuan popup tertera. Ada sebuah messages dikirim seseorang lewat Line untuknya.

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now