5. I'am Jealous, Boy's - Part B

7.6K 363 2
                                    

Siang yang kelam, awan terlihat gelap. Rintik air hujan mulai turun membasahi bumi. Angin pun bersemilir kencang. Hawa dingin mulai menyergap. Beberapa orang kembali memasuki kelas mereka di sekolah ini untuk berteduh. Tak terkecuali untuk gadis yang satu ini. Ia berdiam di kantin yang bernuansa outdoor dan duduk di bangku yang dilengkapi meja bundar berpayung. Sedang apa gadis itu?

Venna POV

Segelas cappucino hangat menemani gue melewati siang berawan ini. Masih di jam istirahat. Hanya beberapa orang yang terlihat di kantin. Pada takut hujan ya? Haha.

Gue menaik-turunkan layar sentuh di gadget gue, berkali-kali buka tutup twitter. Cek timeline. Ah, kebanyakan isinya dari para Starry yang muji-muji Mario.

-Kak Rio, kapan ya kita ketemu.. Aku mau foto bareng, kakak ganteng banget sih..-

-Kak Mario follback dong kak, aku ngefans banget sama kakak-

-Kak next time kita dinner berdua yuk, mumpung kakak lagi single hehe-

Begitulah isi dari mentionan mereka ke username twitter Rio. Rata-rata sih yang mention para gadis gadis -alay- dan kebanyakan juga dari adik kelas disekolah ini yang kebetulan berteman sama username twitter gue.

Pada flirting, semua tweet mereka juga di re-tweet Rio lagi. Oh, jadi dia mau pamer gitu, hah? Awas ya kalau ketemu.

Gue masih terus membaca beberapa mentionan itu sampai tiba-tiba ada notifications dari Heni di path. Gue beralih buka path. Moment Heni kali ini asli bikin gue -mendadak- envy.

Moment sederhana sih, hanya foto Heni sama Maliq. Tapi captionnya ini.. Romantis banget.

First selfie yaaa.. HenMal. Love you arab - [with Maliq Fayrez Pratama]

Oh jadi mereka baru jadian, wah wajib minta pajak jadian nih. Dua aja sahabat gue yang sudah taken dan sisanya? Tinggal gue dan Narra. Kelam banget nasib gue.

Gue meletakkan tangan diatas meja, telapak tangan gue buat untuk menopang dagu tirus gue. Memandangi setiap tetes air hujan yang jatuh. Nasib jomblo gue kapan berakhir?

Gue mengetuk-ngetukan jari-jari lihai ini keatas meja. Jadilah yang terdengar hanya suara hujan dan jari tangan gue. Mata gue fokus menatap ke arah gerbang sekolah. Inilah tempat favorit gue, letak kantin yang simple berlatar outdoor. Lalu menghadap kearah gerbang sekolah lagi hehe..

Berharap bisa pulang cepat, tapi gue ingat kalau sehabis pulang sekolah nanti ada pendalaman materi untuk UN. Tambah gundah hati gue. Niatnya kan mau pulang, abis gue badmood semenjak liat moment Heni tadi. Bukan karena jealous atau apa sama mereka. Ya cuma... Entah deh, hanya gue dan Tuhan yang tau.

Gue memperhatikan mobil sport hitam yang gue hafal selama ini. Mobil Rio, kan? Kok boleh sih keluar di jam sekolah? Ah tau begitu, gue mau ikut tadi pas dia ajak. Mobil itu mulai memasuki gerbang sekolah. Meski belum sepenuhnya terparkir.

Pengemudi mobil yang gue tau itu Rio pun segera keluar. Ia keluar mengenakan payung. Tapi sebelum Rio pergi meninggalkan mobilnya yang di parkir asal -Rio memang kebiasaan suka markir asal mobilnya-, ia menuju ke pintu mobil sebelah pengemudi.

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now