Tujuhbelas

18 16 21
                                    

Haii..
Apa kabar?

Happy Reading

Tandai jika ada, typo!

•••

Ken tengah berada di gerbang sebuah kostan khusus wanita. Ia tengah berdiam diri mematung, menatap pagar yang sedikit terbuka. Ia menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Ia celingak-celinguk, hanya ada ia seorang diri disini. Setelah diberi tahu oleh Dion mengenai tempat tinggal Maura. Ken berjalan dengan tergesa hingga tiba di depan sebuah gerbang yang menjulang tinggi.

Ia sudah berdiri bak patung hidup selama kurang lebih 15 menit.

Ken menghembuskan nafas pelan. Ia berbalik badan sehingga ia memunggungi pagar. Ken bimbang, antara harus masuk atau tidak. Ini kawasan perempuan, apa ia bisa di perbolehkan masuk? Pikir Ken.

Dengan wajah lesu, Ken duduk di kursi yang berada dibawah pohon rindang. Sebelah kakinya terayun menendang kerikil.

Senja sudah menampakan dirinya sedari tadi. Namun sang empu, terlihat sangat betah menunggu seseorang yang tengah ia rindukan dari semalam.

Ia menoleh pada segerombolan gadis yang keluar dari gerbang kostan itu. Ken memicingkan mata, guna memperjelas penglihatannya. Tidak ada gadisnya, kembali ia tertunduk lesu dengan wajah yang tertekuk.

"Weh, ada cogan!" Seru satu gadis riang saat mendapati Ken berada dibawah pohon.

Ada lima gadis yang tengah terpekik menatap Ken. Sang empu yang menyadari itu bukan Maura hanya melamun, menatap hilir mudik pengendara di jalan.

"Samperin ah, siapa tau jodoh!"

"Anjirr, itu punya gue coy!"

"Ihh punya gue, enak aja lo!"

"Heh! Gue yang liat dia duluan juga!"

"Siapa cepat, dia dapat!" ejek satu gadis berbando bunga itu. Ia berlari kecil menghampiri Ken, membuat sang empu tersentak dari lamunan panjang nya.

"Busett, gercep bener si Siti." Dumel cewek tomboy dari kejauhan. Menatap temannya yang tengah malu-malu anjinh.

"Eumm.. Ha-hai ganteng. Ngapain disini sendirian?" tanya nya dengan senyum-senyum.

Ken menatap wanita didepan nya ini canggung, "Nungguin cewek gue." Jawab Ken.

Mata wanita itu berbinar terang, "Nungguin a-aku kah?" pedenya.

Ken menatap wanita didepannya itu dengan bingung. Ia mengangkat satu alisnya, membuat wanita didepan nya tiba-tiba terpekik seraya jongkok.

"Bukan." Satu kalimat yang berhasil menjatuhkan wanita itu dari langit.

"Woii Siti. Sini lo, malu maluin bener!" Teriak temannya dari belakang. Wanita yang bernama Siti itu, mengerucutkan bibirnya seperti kuda.

Ia berbalik badan seraya menghentak-hentakan kakinya. "Kaki lo pites, tau rasa!" celetuk gadis bertomboy itu memutar bola mata malas.

MAURA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang