Pengenalan

145 131 132
                                    

Apa kabar?
Gimana hari kalian? Menyenangkan, biasa aja atau penuh kesedihan?
Jangan lupa bahagia ❤

Happy Reading

...

Namanya Maura Aretta, umurnya baru menginjak ke-19 tahun. Kata orang, dia itu judes, pendiem, cuek, alim, dan sopan. Padahal ia bukan judes atau cuek, ia hanya tidak pandai untuk bergaul saja.

Dia mempunyai tiga saudara, diantaranya dua kakak laki-laki dan satu adik laki-laki. Empat bersaudara, dan Maura anak ketiga perempuan satu-satunya. Dia juga mempunyai seorang ibu yang baik, tidak terlalu kasar, namun disewaktu-waktu bisa berubah menjadi ibu yang menyeramkan. Ayah, Maura memiliki watak yang kasar, dingin, dan tidak berperikemanusiaan. Itulah sikap nya selama ini

Ayah Maura, hanya seorang pekerja sebagai pedagang kaki lima. Ibunya, ia hanya seorang ibu rumah tangga yang terkadang bekerja membuka warung kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Hidupnya terbilang sangat sederhana. Tidak tercukupi, namun hanya pas-pasan untuk kebutuhan sehari hari. Ibu Rani, mempunyai penyakit lambung yang sering kambuh disewaktu-waktu. Tetapi kata dokter, ia juga menderita penyakit ginjal.

Ah ntahlah, membayangkannya membuat dada Maura terasa sesak. Tidak tau itu adalah benar atau bohong. Maura hanya berharap, ibunya selalu disehatkan dan juga diberikan umur yang panjang.

Ayah Maura, dia seorang tempramen. Kata orang, dia selalu menyiksa Ibunya waktu Maura masih kecil. Sekarang, tidak tau itu masih berlanjut atau tidak, namun ibu pernah bercerita. Bahwa, ayah masih sering bertidak kasar terhadap ibu. Disaat semua orang tengah terlelap tidur. Ntah itu menjambak rambutnya, ataupun memukul dan menendang.

Maura tidak terlalu mengerti perihal rumah tangga. Namun, Maura sering mendapati ibunya menangis diam-diam. Ntah apa masalahnya, Maura tidak terlalu mengerti. Ibu hanya diberi nafkah tidak lebih dari 30ribu oleh suaminya terkadang juga tidak memberi.

Dan itu, suaminya jatah untuk tiga hari mendatang. Maura tidak tau seberapa banyak penghasilan dari seorang buruh pedagang kaki lima. Namun, apakah itu wajar? Padahal kemarin Maura melihat, ayah habis membeli ponsel baru.

Mungkin sebab itu, ibu Maura ingin membuka usaha warung kecil-kecilan. Kedua kakaknya sudah menikah. Kakak pertamanya yang bernama Celo sudah dikaruniai dua orang anak, laki-laki dan perempuan.

Laki-laki berumur 8 tahun dan yang perempuan baru satu tahun setengah. Dan kakak keduanya yang bernama Dion baru mempunyai satu anak, yang kini masih batita, umurnya baru menginjak 6 bulan.

Sedangkan adik Maura yang bernama Sean, dia masih menempuh pendidikan SMP-nya. Maura sendiri tidak sekolah, setelah lulus SMP . Ayahnya, tidak melarangnya, untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Dengan dalih tidak mempunyai biaya.

Saat itu juga hati Maura sangat hancur, selama kurang lebih 3 bulan ia sangat down. Setiap malam selalu menangis, mungkin terkesan lebay. Tetapi, ini rasanya sangat-sangat sakit. Berat badannya sampai turun banyak, padahal dirinya tidak sedang berolahraga.

Maura tidak terlalu dekat dengan saudara-saudaranya. Ia tidak tau kenapa dirinya seperti itu, tetapi terlalu malas hanya untuk saling bertegur sapa. Maura pun tidak akrab dengan ayahnya, tidak seperti anak perempuan lain. Sangat miris , tapi ini mungkin sudah menjadi garis takdir hidupnya. Hanya berbicara ketika ditanya, selebihnya Maura memilih bungkam.

MAURA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang