Part 43 : Ikhlas

587 39 9
                                    

Bismillah

Assalamu'alaikum 👋
Masih ada yang nunggu cerita ini update ☝️

Selamat! Penantian kalian sudah terbayar :)

Jangan lupa vote dan komen ygy

~ Happy Reading ~

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

Hari ini, genap dua puluh hari Humaira menetap di rumah sakit untuk melewati rangkaian prosedur transplantasi sumsum tulang. Setelah kemarin melakukan tes darah dan pemeriksaan kesehatan, dilanjut dengan rontgen, kini ia tengah menunggu waktu untuk melakukan pemeriksaan lainnya.

Emperan rumah sakit yang langsung menghadap taman merupakan pilihan yang tepat untuk mengurangi degupan di dada. Berbagai cara berusaha Humaira lakukan untuk menghilangkan rasa takut  menghadapi transplantasi esok. Ditemani tally counter tasbih pemberian Yazid pasca menikah dulu,  ia akan menghabiskan menit terakhirnya sebelum azan Zuhur berkumandang dari masjid rumah sakit.

"Belum bosan liat air mancurnya?" seloroh Yazid membuyarkan lamunan indahnya.

Gadis yang terduduk di atas kursi roda itu menoleh, lalu tersenyum. "Bosen sih, Kak, tapi mataku masih ingin melihatnya," jawabnya kembali pada objek tadi. Sebenarnya, bukan hanya air yang membuatnya betah di sana, tapi penampakan keluarga kecil yang tengah duduk di seberang sana. Humaira bahagia melihat keharmonisan itu, apalagi tawa anak kecil berlarian berhasil tembus ke telinga.

Yazid yang sudah mendudukkan diri di depan sang istri pun ikut melihat objek yang sama. Seulas senyum juga terbit dari wajah tampan itu. Perhatiannya segera dialihkan ke wajah istrinya. Spontan, tangannya dinaikkan untuk memperbaiki jilbab instan Humaira yang tertiup angin.

"Kamu suka sama anak-anak?" tanya Yazid tanpa mengalihkan pandangannya.

Humaira mengangguk cepat. "Mereka lucu."

"Mau lihat yang lebih lucu?" Pertanyaan itu membuat pandangan Humaira teralihkan. Mimik wajahnya yang penasaran membuat Yazid langsung menunjuk ke arah lorong. "Lihat siapa yang datang."

Humaira menyipitkan mata agar melihat lebih jelas. Netra itu membola setelah mengenali sosok yang berjalan ke arah mereka. Sepasang suami istri dengan kedua buah hatinya tengah tersenyum lebar ke arah mereka.

"Om Lukman? Tante Clarissa? Cassie? Debay Adnan?" Humaira memanggil nama itu satu persatu dengan wajah berseri. Sudah lama ia belum bisa berkunjung ke rumah pamannya. Terakhir ketika Clarissa akan melakukan persalinan yang kedua kalinya.

Yazid tahu kalau istrinya itu sangat merindukan kedua ponakannya. Maka dari itu, ia mengabari Lukman tentang kondisi Humaira dan memintanya untuk datang. Berharap, dengan kehadiran keluarganya bisa menghilangkan bayangan ketakutan dari memori gadis itu. Arfan berpesan kepadanya agar perasaan Humaira selalu senang dan tenang, karena itu akan sangat berpengaruh untuk operasinya besok.

"Assalamu'alaikum, Mai. Maaf ya Om baru bisa jengukin," sapa Lukman berserta sang istri. Sedangkan si cantik Cassie langsung berhamburan memeluk bibi kesayangannya.

"Tidak apa-apa Om, Tante. Kalian juga pasti sibuk ngurusin Dede Adnan." Humaira tersenyum membalas sapaan keduanya. Tangannya yang terbebas dari selang ia gunakan untuk membelai rambut bayi yang baru tumbuh. "Maaf juga, Maira nggak bisa nemenin Tante Risa lahiran."

"Tante nggak masalah, Sayang. Jangan merasa bersalah seperti itu, ya," tampik Clarisa. "Oh iya. Adnan kayaknya udah kangen banget sama aunty-nya. Dari kemarin dia liatin foto kamu terus."

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now