Part 30 : Luka Diatas Bahagia

329 34 5
                                    

Bismillah

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

Pagi-pagi sekali, dua wanita yang berbeda usia tengah berkutat dengan potongan sayur dan asap yang mengepul dari makanan yang sudah berada di dalam panci besar. Wanita itu memakai batik dengan jilbab instan ala emak-emak bertugas memasukkan bumbu-bumbu dan mengaduk masakan, sedang gadis satu hanya membantu memotong sayuran dan mengambil peralatan yang dibutuhkan.

Hari ini, Yulia sengaja bertamu pagi karena ingin membantu Humaira mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut sebuah momen penting dan tentu membuat orang lain bahagia dan bangga.

Setelah selesai dengan sidangnya sebulan yang lalu, Yazid akan melakukan yudisiumnya hari ini. Maka dari itu, dari pihak keluarga sangat antusias menyambut momen yang sangat penting ini, dan karena itulah Yulia turut membantu Humaira menyiapkan sarapan sebelum pergi ke tempat acara wisuda.

"Kamu siap-siap dulu, gih. Biar Bunda yang selesaiin," pinta Yulia pada gadis di sampingnya.

"Iya, Bun." Humaira segera melepas piring yang sudah dia cuci, kemudian beranjak ke kamar.

Belasan menit berlalu, kedua sejoli itu akhirnya turun dengan pakaian yang sudah sama-sama rapi. Humaira dengan gamis hitamnya, dan Yazid dengan setelan jas hitam dan dalaman warna putih. Yazid terlihat sangat gagah dengan balutan jas hitam lengkap dengan dasi dan celana senada. Setelan rambutnya membuat laki-laki itu semakin tampan.

"Masya Allah. Kenapa bisa serasi banget sih?" decak Yulia kagum melihat pemandangan di depannya.

"Namanya juga jodoh, Bun," balas Yazid merangkul pundak istrinya lengkap dengan tatapan hangatnya. Humaira yang mendapat perlakuan seperti itu hanya menaikkan alisnya.

"Stop stop. Kalian jangan buat Bunda baper ya. Romantisnya nanti aja kalau Ayah udah ke sini," gerutu Yulia melipat kedua tangannya di depan dada. Wanita itu sedang memasang mode cemberut.

Yazid sontak mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. "Halo, Yah. Segera ke sini ya, Bunda kangen katanya," kata Yazid tertawa kecil mendengar gumaman dari ujung telepon.

"Eh. Bunda nggak ngomong gitu Yah," sergah Yulia setengah berteriak. Dia langsung mengambil ponsel itu dari tangan putranya. "Tapi kalau segera ke sini juga nggak apa-apa."

Humaira dan Yazid terkekeh kecil. Keduanya beranjak ke meja makan, sembari menunggu Yulia yang belum selesai berbincang dengan suaminya.

***

Tempat itu terlihat sangat ramai. Beberapa orang yang berpakaian sama dengan suaminya, datang silih berganti memenuhi auditorium yang begitu luas. Kedua pasangan itu belum masuk, mereka sedang duduk di bangku panjang sembari  menunggu keluarga yang belum datang.

"Kak Yazid gugup ya?" tanya Humaira menyeka bulir keringat di kening Yazid menggunakan tisu. Tangan mungilnya memperbaiki rambut hitam suaminya yang tertiup angin.

"Sedikit, Ai."

"Bismillah, Kak. Insya Allah semuanya akan berjalan lancar," sahut Humaira memberi semangat lewat genggaman tangannya.

Yazid mengangguk seraya mengaminkan. Dia juga heran mengapa perasaannya tiba-tiba tidak enak dan sedikit gugup. Padahal ini yang ketiga kalinya dia wisuda. Namun, melihat wajah istrinya berhasil menghilangkan semua perasaan itu.

Beberapa menit menunggu, keluarga yang ditunggu akhirnya datang. Yulia dengan Rahman, dan Salwa dengan Ibra. Keluarga kecil itu begitu sempurna dengan pasangan masing-masing. Mereka pun beranjak masuk dan duduk di kursi masing-masing.

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat