Part 29 : Semangat, Kak!

272 37 1
                                    

Bismillah

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

Ruangan itu tidak ubahnya seperti kapal pecah. Entah apa yang dilakukan gadis itu sampai seluruh benda yang ada di sana tidak lagi berada di tempatnya. Bantal dan guling sudah terkapar di lantai. Buku-buku yang sebelumnya tersusun rapi kini berserakan dimana-mana.

Pikirannya pun tak kalah kacau dengan benda-benda itu. Sudah sekian menit dia mencari kertas yang teramat penting bagi dirinya. Wajahnya kalut. Pening yang masih menjalar di kepalanya, sama sekali tidak dipedulikan.

"Apa Kak Yazid sudah mengambilnya?" bingungnya dengan perasaan yang semakin takut. "Ya Allah bantu hamba untuk menemukan kertas itu."

"Aira? Kamu di dalem?" panggil Yazid dari luar. Beruntung gadis itu mengunci pintu dari dalam, kalau tidak bisa semakin gawat.

"Iya, Kak, bentar." Humaira lekas merapikan barang-barang yang berserakan dan meletakkan kembali pada tempatnya. Sebelum membuka pintu, gadis itu sempat memperbaiki posisi hijabnya dan mengusap wajah agar terlihat segar.

"Lagi ngapain di kamar?"

Humaira mencari kalimat untuk menjawab pertanyaan itu. "Eum, itu. Tadi aku cuma ..." Gadis itu menggigit bibir bawahnya, idenya benar-benar buntu.

"Cuma apa?"

"Ganti pakaian, Kak."

Yazid mengamati penampilan istrinya kemudian mengernyitkan dahinya. "Kenapa diganti?"

Humaira menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dalam hatinya, dia menggerutu.

Bunda ngidam apa sih? Sampai ngelahirin laki-laki yang kelebihan pinter kayak gini? Mau jawab apa lagi ya?

"Itu, tadi kena tumpahan kuah, Kak."

Ya Allah, maaf udah bohong lagi.

Yazid mengangguk paham. "Kalau udah selesai ganti bajunya, kita turun ya. Selesai acara kita pulang ke rumah."

"I-iya, Kak," angguk Humaira tak lupa menampilkan senyum.

***

Malam ini, Humaira tengah menyibukkan diri dengan kartun favoritnya setelah Masha and the Bear. Gadis dengan piyama biru berbunga-bunga sudah standby di depan layar televisi, ditemani beberapa camilan dan teh hangatnya.

Sebenarnya dia tidak sedang menonton televisi, tapi televisi itulah yang menontonnya. Dari tadi, gadis itu hanya melamun, memikirkan dimana hasil diagnosisnya itu berada sekarang.

Seingatnya, dia meletakkan surat hasil pemeriksaan itu di dalam tas. Namun, semua isinya berserakan karena ulah Geo, ponakannya Yazid yang sempat dia ajak bermain di kamar. Humaira menyimpulkan, surat itu jatuh di sekitar tempat tidur, tapi ketika dicari tidak ada.

"Apa ada yang sudah mengambilnya?" tanyanya lagi. "Aku tanya Kak Yazid ah."

Humaira lantas mematikan televisi yang dari tadi bicara sendiri, membuang sampah sisa camilan dan bergegas ke kamar. Kakinya langsung masuk ke ruangan pribadi Yazid, tempat laki-laki itu sedang berjibaku dengan tugas akhirnya.

Setelah membuka pintu, dia tidak segera masuk. Humaira mengamati Yazid dari balik pintu yang terbuka setengah. Niatnya untuk bertanya menjadi terurung lantaran melihat suaminya yang sepertinya tidak bisa diganggu.

Humaira menghela napas panjang. Sidang disertasinya akan dilaksanakan besok, itu berarti dia  harus siap memberitahu Yazid tentang penyakit yang selama ini disembunyikan olehnya. Dia lantas membalikkan badannya, tidak jadi masuk.

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now