Part 24 : Surprise yang Tertunda

335 44 2
                                    

Bismillah

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾


"Apa Yazid tau tentang semua ini?"

Humaira menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan wanita yang duduk di dekatnya. Dia tidak jadi pulang saat Alika mengajaknya mengobrol sebentar di taman yang ada di rumah sakit itu.

"Kenapa? Dia kan suamimu," lanjut Alika masih tetap melihat Humaira.

"Kak Yazid pergi ke luar kota, dan aku belum sempat memberitahunya," jawab Humaira tanpa melihat lawan bicaranya. Kali ini tidak berbohong.

Kening Alika mengerut ketika mendengarnya. "Yazid pergi ke Jepara?" tebakannya tepat sasaran, seolah dia tahu banyak hal tentang laki-laki itu.

"Iya, Kak," timpal Humaira cepat. Bukan karena kesal, hanya tidak suka. "Kak Alika kenapa bisa ada di sini?"

Wanita itu mengalihkan pandangannya ke depan. "Aku mau ketemu dokter Arfan."

"Kalian ..."

"Arfan adalah temanku waktu di Oxford. Tadi dia nelpon karena ada sesuatu yang harus aku bantu, kebetulan aku juga ketemu kamu di sini," cerita Alika. "Arfan juga bilang kalau ada seorang wanita yang baru terdiagnosis thalasemia, dan ternyata itu kamu, Mai."

Humaira menundukkan kepalanya menahan perih yang kembali terasa setelah mendengar ucapan Alika tadi. Memang tidak ada yang salah dari ucapannya, hanya saja dia merasa kalau Alika akan memberitahu Yazid tenang penyakit ini.

"Kak Alika," panggil Humaira membuat Alika langsung melihat ke arahnya. "Aku boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa?"

"Tolong jangan kasih tau kak Yazid soal ini," ujar Humaira dengan suara berat.

"Maksudnya? Kamu akan merahasiakan ini dari dia?"

"Untuk sementara waktu, Kak Yazid nggak perlu tahu. Sebentar lagi, dia wisuda, dan aku nggak mau fokusnya jadi terganggu, Kak." Humaira menjelaskan dengan wajah penuh harap. "Kak Alika bisa bantu aku kan?"

Wanita itu mengangguk, "Kamu tenang aja, Mai. Aku nggak bakalan kasih tau Yazid kok," sambungnya mengulum senyum.

Humaira merasa lega mendengarnya. "Terima kasih, Kak."

"Sama-sama."

Detik berikutnya, mereka hanya diam dan fokus pada pikirannya masing-masing. Humaira melirik Alika diam-diam. Terbesit kekaguman pada sosok itu, begitu ikhlasnya dia menerima takdir yang membuatnya pergi ke luar negeri. Betapa kuatnya dia memilih untuk kembali ke sini, tempat dimana hatinya pernah terluka parah karena cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Otak cerdas, wajah rupawan, dan berbagai kelebihan yang melekat pada dirinya, tentu membuat banyak laki-laki menaruh rasa terhadapnya. Tapi kenapa, Alika hanya mencintai satu orang diantara ribuan laki-laki yang menantinya di luar sana? Sekian lama mengamati wajah itu, sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Kak Alika, masih cinta nggak sama Kak Yazid?" Pertanyaan itu keluar begitu saja.

***

Dering telepon yang berbunyi beberapa kali belum bisa mengalihkan perhatian wanita yang tengah resah menunggu seseorang di ruang tamu. Sejak tadi dia hanya mondar-mandir tidak jelas. Sepulang kuliah, rumah sudah sepi. Humaira tidak ada di kamar, bahkan gadis itu tidak memberitahu keberadaannya.

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now