Part 40 : Jalan Terbaik

334 33 2
                                    

Bismillah

Assalamu'alaikum pembaca Surgaku Kamu yang berbahagia :)
Maaf baru bisa melanjutkan cerita ini kembali 🙏🏻

Insya Allah, author bakal usahain untuk lebih rajin karena beberapa bab lagi kisah ini akan berakhir 🙂

Sudah siap?

Ambil baiknya, tinggalkan buruknya 💙

~ Happy Reading ~

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

"Apa yang sebenarnya terjadi, Ar? Aira baik-baik saja, kan? Kenapa dia tiba-tiba pingsan? Dan wajahnya, kenapa wajahnya pucat sekali?" serbu Yazid dengan beragam pertanyaan disertai raut wajah cemas. Arfan yang paham dengan kekhawatiran itu terus mencoba menenangkannya.

"Tenangkan diri dulu, Zid." Arfan memberi kode kepada perawat yang berdiri di samping mereka untuk mengambil air. Perawat itu segera paham dan mengambil sesuatu yang dimaksud. Arfan lalu menyodorkan minuman itu pada Yazid. "Minum dulu."

Yazid segera mengambil minuman itu, lalu meneguk sampai tersisa setengahnya. "Terima kasih."

Arfan tersenyum lega. Sebelum menjawab pertanyaan yang sempat dilontarkan kepadanya, dokter muda itu memperbaiki posisi duduknya dan memperlihatkan sebuah kertas yang berisi hasil pemeriksaan Humaira selama menjalani transfusi. Yazid yang belum paham hanya bisa menatap Arfan dengan kening bergelombang.

"Seperti yang sudah aku beri tahu sebelumnya, Maira mengidap Thalasemia Beta mayor yang membutuhkan transfusi rutin agar kondisinya tetap stabil dan bisa bertahan hidup, karena penderita tidak bisa menghasilkan hemoglobin yang normal seperti orang biasa. Dan dia akan mengalami anemia berat jika transfusinya tidak teratur, seperti yang terjadi tadi." Arfan menjelaskan dengan wajah serius.

Yazid menundukkan kepalanya, meredam rasa ngilu yang sudah merambat di ulu hati. "Sampai kapan dia membutuhkan transfusi ini?"

"Mungkin bisa sampai seumur hidup, Zid," balas Arfan dengan suara mengecil. Sesama laki-laki, ia sangat paham dengan perasaan Yazid saat ini. Bagaimana mungkin dia bisa tenang melihat wanita yang dicintainya menderita seperti itu?

"Tapi kita bisa melakukan cara lain untuk menghentikan itu, Zid," lanjut Arfan berusaha menguatkan hati laki-laki itu.

"Bagaimana caranya?"

"Maira harus melakukan transplantasi sum-sum tulang. Dengan begitu, dia tidak perlu melakukan transfusi seumur hidupnya. Tapi sebelum itu, kami harus mendapat persetujuan dari keluarga pasien." Arfan menyodorkan kertas lain di depan Yazid.

Yazid memandangi kertas itu dengan seksama. "Apa tidak ada cara lain?"

"Aku rasa, hanya ini pilihan terbaik agar Maira segera pulih kembali."

"Tapi resikonya besar, Ar. Kalau gagal, aku bisa kehilangan dia selama-lamanya."

Arfan menghela napas berat. Dilihatnya mata Yazid dengan lekat. "Zid, Maira milik Allah. Setiap orang yang ada di sekeliling kita pasti akan pergi ke pemiliknya. Allah bisa saja mengambil miliknya kapanpun Dia mau, dan kita harus siap akan hal itu. Kita ha--"

"Aku tahu. Tapi aku belum siap kehilangan dia, Ar!" tegas Yazid berhasil memotong ucapan Arfan. "Kamu tau kan, perjuanganku dapetin dia kayak gimana?"

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️On viuen les histories. Descobreix ara