Part 42 : Ingin Menghabiskan Waktu Bersama

412 33 0
                                    

Bismillah

Assalamu'alaikum :)

Akhirnya, bisa melanjutkan cerita ini lagi 😊

~ Happy Reading ~

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

"Lho, Nak, kok pulangnya sendiri? Maira sama Alika mana? Bukannya tadi kamu pergi sama mereka?" Yulia menyambut kedatangan putranya dengan beragam pertanyaan.

Yazid yang baru masuk segera duduk di samping Yulia yang baru selesai sholat, terlihat dari mukena yang masih menempel di badannya.

"Kenapa, Nak?" tanya Yulia membaca kekhawatiran di wajah Yazid. Ibu rumah tangga itu sangat paham dengan keadaan sang putra yang masih diliputi berbagai masalah. Tidak dari wanita dicintainya, tidak dari rencana pernikahan dengan Alika, dan problem lainnya berhasil membuat laki-laki itu kehilangan senyumnya yang dulu.

"Kamu sudah sholat, kan?"

"Sudah, Bun," jawab Yazid mencoba tersenyum ketika berbicara dengan salah satu kunci surganya.

"Alhamdulilah. Kalau gitu, sekarang kamu cerita sama Bunda. Ada apa?" Yulia masih membujuk Yazid agar laki-laki itu menceritakan hal yang mengganggu pikirannya.

Yulia tahu, sejak SMA Yazid tidak pernah mengeluh tentang apapun kepada orang tuanya. Yazid selalu berusaha untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, ia ingin mandiri. Meski begitu, Yulia tetap berusaha membujuk agar laki-laki itu mau bercerita. Berbeda dengan Salwa, yang setiap ada masalah sekecil apapun pasti akan bercerita bebas pada dirinya layaknya seorang sahabat.

"Nak?" Panggilan Yulia yang kesekian berhasil membuat kepalanya menoleh. "Cerita sama Bunda. Ada apa? Maira dan Alika dimana?"

Yazid mengambil napas sejenak. Sebenarnya, ia tidak ingin menceritakan keadaannya, tapi bagaimanapun keluarganya harus tahu.

"Tadi Aira pingsan, Bun. Sekarang, sudah di rumah sakit. Yazid meminta bantuan Lika untuk jaga Aira sebentar karena harus mengambil keperluan selama di rumah sakit."

Yulia yang mendengar penjelasan itu berucap istigfar berulang kali. Terkejut sekaligus prihatin. "Terus sekarang, kondisi Maira gimana?"

Yazid menggeleng dan langsung menundukkan kepalanya, tidak sanggup menjawab pertanyaan itu.

"Maksudnya? Bunda belum paham."

"Aira harus segera melakukan transplantasi sumsum tulang, Bun." Yazid mengatakan itu dengan memandang wajah teduh sang bunda yang kini terlihat sangat terkejut.

"Ka-kamu serius, Nak?"

"Iya, Bunda. Aku sudah menyetujui keputusan ini. Semoga dengan cara ini, kondisi Aira bisa membaik seperti dulu lagi," jelas Yazid. "Jadi, aku minta tolong sama Bunda. Tolong bantu aku untuk bicara sama Ayah, agar pernikahan ini bisa ditunda sampai Aira sembuh."

Memahami kondisi, Yulia lantas mengelus punggung Yazid dengan perlahan, seakan menyalurkan kekuatan untuk laki-laki itu. "Kamu jangan khawatir, Sayang. Bunda pasti bantu kamu. Sekarang fokus sama Maira saja, ya. Temani dia, jangan biarkan dia merasa kesepian."

"Aku setuju sama Bunda!" beo seseorang dari belakang, membuat keduanya menoleh bersamaan. "Salwa pasti bantuin Abang buat ngomong ke Ayah. Yang penting Abang harus temenin sahabat Salwa. Oke?"

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now