Part 9 : Pagi Pertama

455 46 0
                                    

Bismillah

✾ ꙳٭꙳ ❉ ꙳٭꙳ ✾

Dering alarm yang berbunyi beberapa menit lalu berhasil tembus ke telinganya. Dengan mata yang masih terpejam, Yazid meraih benda yang berbunyi itu dan mematikannya. Dia bangun dari tidurnya setelah melihat jarum jam yang berada di angka tiga. Badannya terasa sedikit pegal karena tidur di sofa.

Dengan kantuk yang masih terasa, laki-laki itu berjalan ke kamar mandi. Lima menit kemudian, dia sudah keluar dengan wajah yang segar dengan basuhan air wudhu. Seperti kebiasaannya, di waktu seperti ini dia akan menjamu undangan dari Tuhannya. Bertemu dan meminta apapun yang dia inginkan. Karena di waktu ini, Tuhan semesta alam akan turun ke bumi untuk bertemu dengan hamba-Nya.

Siapa yang meminta akan diberi, siapa yang berdoa akan dikabulkan, dan siapa yang mohon ampun akan dimaafkan. Itulah yang selalu membuatnya tidak pernah ketinggalan untuk melaksanakan ibadah sunnah di jam-jam sekarang ini.

Setelah menggelar sajadah dan memakai peci hitamnya, Yazid sudah bersiap untuk mengangkat tangan sembari mengucap takbiratul ihram. Namun, ketika sedang mengucapkan niat, suara Humaira menghentikan kegiatannya. Laki-laki itu langsung menoleh ke tempat tidur.

"Kak Yazid mau sholat Subuh?" tanya  Humaira yang masih mengucek matanya.

Yazid tersenyum mendengarnya, mungkin istrinya itu belum sepenuhnya terbangun. "Subuhnya masih lama, Ai."

"Terus sekarang mau sholat apa?" Humaira bertanya lagi. Kalau kesadarannya sudah terkumpul sepenuhnya, mungkin dia tidak akan bertanya seperti itu. Karena Humaira tahu sholat apa yang sering dikerjakan di waktu sepertiga malam.

"Sholat sunnah Tahajjud," jawab Yazid masih dengan senyumnya. "Mau ikut?"

"Sebenarnya masih ngantuk, Kak." Humaira menutup mulutnya karena menguap. "Tapi boleh deh. Aku mau minta sesuatu soalnya."

Gadis itu sontak menyibak selimut dan mengikat rambutnya yang tergerai. Seketika itu dia terdiam karena merasa ada yang aneh. Humaira tidak ingat kalau dia melepas jilbab ketika tidur. Perasaan kemarin malam dia ketiduran dan...

Humaira menggeleng cepat, berusaha membuang semua pikiran negatif yang kini berputar di kepalanya. "Nggak mungkin," gumamnya.

"Nggak mungkin kenapa, Ai?" tanya Yazid yang berhasil mendengar gumaman itu.

"Mmm. Nggak ada, Kak," balas Humaira tersenyum. "Tunggu sebentar ya, Kak. Aku mau wudhu dulu." Gadis dengan rambut yang diikat asal itu langsung melesat ke kamar mandi dan keluar beberapa menit kemudian.

"Udah siap?"

Humaira mengangguk seraya memperbaiki mukenanya. "Udah."

Allahu Akbar

Takbir pertama sudah dimulai. Kedua pasangan itu sudah khusuk dengan bacaan masing-masing. Humaira yang cuma hafal surah Al-Kautsar dan teman-temannya, hanya bisa diam mendengar Yazid membaca surah panjang yang belum dia hafal. Tapi wanita itu menikmatinya, karena bacaan Yazid adalah lantunan Al-Qur'an ternyaman yang pernah Humaira dengar, setelah Syekh Sudais.

Setengah jam fokus dengan ibadahnya, Humaira menghela napas lega. Akhirnya dia bisa menunaikan sholat yang selalu ingin dikerjakan tapi masih belum istiqomah sampai sekarang. Sejauh ini, dia hanya bisa melaksanakannya beberapa kali dalam seminggu.

"Aamiin," cicit Humaira saat Yazid selesai membaca doa. Dia lantas meraih tangan suaminya kemudian menciumnya.

Yazid pun melakukan hal yang sama, dia mengangkat tangannya dan diletakkan di atas kepala Humaira, sambil membaca beberapa doa. Humaira yang mendapati hal itu langsung tersenyum. Ada ketenangan yang dia rasakan saat ini.

Surgaku Kamu [SELESAI] ✔️Where stories live. Discover now