Lantas Aldi yang mendengar itu jadi tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Pria itu terlihat gemas, tapi tetap berusaha ia kontrol. "Iya, aku paham," katanya masih sambil senyum-senyum kecil.

"Orang-orang kantor taunya kamu itu suaminya Oliv, dan Ayahnya Raina."

Sebelah alis Aldi terangkat. Dari raut wajahnya, pria itu terlihat bingung. Hal ini tentu membuat Liana menyimpulkan suatu hal.

"Kamu gak tau?" Liana bertanya dengan nada tidak percaya.

Dan Aldi menggeleng pelan, membuat Liana membuang napasnya kasar. "Padahal itu jadi pembicaraan hangat bahkan sampai sekarang. Tapi kamu sendiri malah gak tau." Liana masih terlihat tidak percaya.

"Mereka aja ngomongnya dibelakang aku, kan? Jadi gimana aku bisa tahu?"

"Ah." Liana mengangguk pelan, baru sadar jika apa yang dikatakan Aldi memang ada benarnya.

"Kamu risih dengan kabar itu?" Aldi bertanya yang membuat Liana menatapnya bingung. "Kalo iya, aku bisa kasih tau ke mereka yang bener itu gimana."

"Enggak!" Liana berseru saat menjawab pertanyaan Aldi. "Kalo mau kasih tau mereka, jangan jadiin aku alasannya," lanjutnya dengan suara yang lebih lirih dari sebelumnya.

Tidak lama setelah Liana mengatakan itu, baik Liana maupun Aldi merasakan sesuatu yang aneh. Aldi yang hendak menjawab Liana saja sampai tidak jadi.

Dan benar saja, lampu lift tiba-tiba mati bersamaan dengan guncangan yang cukup terasa didalam lift. Bahkan guncangan tersebut sampai membuat tubuh Liana terdorong kedepan. Aldi yang menyadari itu segera menarik tangan Liana, takut jika perempuan itu terjatuh. Hingga pada akhirnya tubuh mereka jadi bertubrukan.

Cup

Kejadian tidak terduga nyatanya kembali terjadi pada mereka berdua. Karena tepat saat tubuh mereka berdua bertubrukan, bibir mereka tanpa sengaja juga saling menubruk. Liana tentu terkejut bukan main, tapi anehnya perempuan itu tidak segera menjauh. Ia malah terdiam dalam posisi tersebut dengan detak jantung yang menggila. Tidak hanya Liana, Aldi juga merasakan hal yang sama. Mereka seolah tidak ingin hal ini berakhir.

Dalam keadaan gelap seperti ini, bibir mereka tidak kunjung saling menjauh. Mereka malah mulai terbuai dengan daging kenyal milik satu sama lain.

Dan setelah lampu darurat menyala, mereka justru tetap mempertahankan posisi tersebut. Bedanya, bibir mereka tidak lagi sekedar saling menempel saja, tapi kali ini bibir mereka saling bergerak diatas satu sama lain. Mereka saling menyecap dan melumat diberbagai titik sampai tidak ada yang terlewat sama sekali.

Memang ciuman ini Aldi yang memulainya, tapi Liana juga mengikutinya dengan kedua tangan yang berani merayap masuk kedalam jas Aldi yang tidak terkancing, lalu perempuan itu meraih kemeja Aldi untuk ia remas.

Seiring detik terus berjalan, mereka berdua malah semakin menikmati ciuman tersebut sampai-sampai keduanya memejamkan mata. Kedua tangan Aldi bahkan sampai menangkup pipi Liana untuk memperdalam ciuman mereka hingga pada akhirnya lidah mereka saling membelit satu sama lain.

"Al, emmm." Liana bergumam lirih, meminta Aldi untuk menghentikan kegiatan mereka ini, karena ia sudah sadar apa yang tengah mereka lakukan dan ia tidak ingin semakin terbuai dengan permainan bibir Aldi. Lagipula napasnya sudah hampir habis, ia tidak sanggup lagi jika harus melanjutkannya.

Bibir Aldi akhirnya mulai melepaskan bibir Liana dengan kedua tangan yang masih menangkup pipi perempuan itu. Pertama-tama, Aldi amati terlebih dahulu wajah Liana dalam jarak sedekat ini, menyaksikan sendiri bagaimana bibir Liana basah karena ulahnya, dan jangan lupakan juga wajah malu perempuan itu.

Ex Boyfriend | Jung JaehyunWhere stories live. Discover now