38. Izin

1.3K 52 1
                                    

"Lima hari aja, sayang," lirih Vincent membiarkan Laira yang sedari tadi menangis dalam pelukannya.

"Mau ikut."

"Nggak boleh, kamu lagi persiapan mau ulangan."

"Kamu juga."

"Aku mau yang terbaik buat kamu."

Vincent meminta izin ke Amerika selama lima hari karena ia ada proyek kerja sama disana. Proyek ini tidak bisa diwakilkan oleh siapapun dan harus Vincent sendiri yang datang, jika saja bisa diwakilkan, ia akan memerintahkan Franky untuk mewakilkan proyek ini.

Laira yang mendengar itu dibuat sedih karena harus ditinggalkan oleh Vincent selama lima hari. Walau hanya lima hari, itu akan terasa sangat lama untuk Laira. Ia akan jauh dari Vincent.

"Aku nggak akan lama, sayang." Vincent mencoba meyakinkan Laira.

"Lima hari bukan waktu yang cepet, Centzo."

"Kata siapa?" Tanya Vincent mencoba untuk menghibur Laira.

"Kata aku."

Vincent membelai lembut rambut panjang Laira. "Ututu, udah ya jangan nangis, nanti air matanya kering," bujuk Vincent begitu lembut pada istrinya.

Bukannya menjadi tenang, tangis Laira semakin menjadi. "Hiks, jangan digutuin."

Vincent terkekeh kecil, "ya udah, kamu mau apa?"

Perlahan tangis Laira mereda, "aku mau kamu jangan pergi."

"Kalo itu aku nggak bisa, sayang."

"Ini penting walau kamu lebih penting. Tapi proyek ini nggak bisa diwakilin siapa pun dan harus aku yang nanganin, kalaupun bisa diwakilin, aku udah nyuruh Frenky buat wakilin."

Vincent melepaskan pelukannya, lalu menangkup kedua pipi Laira. Kemudian, ia mengecup kedua mata Laira yang sembab dengan sayang.

"Percaya, aku akan cepet pulang," ucap Vincent meyakinkan.

"Janji?" Laira mengarahkan jari kelingkingnya pada Vincent.

"Janji." Vincent menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Laira.

Kemudian, Vincent merapikan rambut Laira yang sudah acak-acakan akibat menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemudian, Vincent merapikan rambut Laira yang sudah acak-acakan akibat menangis. Vincent menarik kepala Laira agar bersandar didadanya.

"Jam dua siang nanti aku mau ke markas, mau ikut?"

Laira mengangguk.

Vincent melepaskan pelukannya, kemudian menggendong Laira ala koala.

Vincent melepaskan pelukannya, kemudian menggendong Laira ala koala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sang PenaklukWhere stories live. Discover now