36. Kembali

1.2K 46 1
                                    

Ada yang kangen kebucinannya pak leader Vincentzo Armaghan? Silakan baca part ini.

☜☆☞

Sudah tiga hari setelah kejadian keguguran Laira, Laira menjadi banyak melamun, lebih pendiam dan makan saja harus di paksa oleh Vincent. Selama tiga hari pula, Vincent mencoba menghibur istrinya agar lupa dan berhenti mengalahkan dirinya sendiri namun Laira keukeh semua yang terjadi atas kesalahannya. Vincent tak tahu harus bagaimana lagi untuk membuat istrinya kembalu seperti semula.

"Sayang, makan dulu ya?" Vincent hendak menyuapi Laira namun perempuan itu menolak.

"Kamu harus makan, sayang. Biar kamu cepet pulih dan kamu bisa pulang."

Laira menatap Vincent dalam-dalam, matanya kembali berkaca-kaca. Melihat Laira akan menangis, Vincent segera merengkuh Laira kedalam pelukannya.

"Dont cry, baby."

"Maaf, aku udah kecewain kamu."

Vincent menggeleng. "Nggak, sayang. Istriku nggak pernah ngecewain aku."

"Aku ibu yang jahat, aku nggak bisa jagain dia."

"Semua udah takdir, sayang. Kehilangan anak yang belum lahir, itu juga takdir Allah. Sebagai manusia kita harus sabar dan ikhlas. Pasti Allah akan kasih kita anak lagi, jangan pernah putus asa sama kehendak Allah. Mungkin sekarang kita belum saatnya jadi orang tua, tapi suatu saat nanti, diwaktu yang tepat pasti Allah akan mengarunia kita anak."

"Jangan terlalu larut dalam kesedihan, aku nggak suka melihat istriku sedih bahkan sampai menangis." Vincent mengusap lembut kedua pipi Laira.

Laira memejamkan matanya sejenak, menikmati pelukan tulus dan usapan lembut suamianya.

"Kapan aku pulang?"

"Kalo kamu udah sembuh," jawab Vincent, ia melepaskan pelukannya dan tangannya mengambil bubur diatas nakas.

"Sekarang makan dulu biar cepat sembuh," sambungnya.

"Aaa... buka mulutnya pesawat mau masuk ngiiiiing." Vincent menggerakkan sendoknya seperti pesawat.

Laira tersenyum kecil lalu membuka mulutnya, membuat Vincent terkekeh lalu menyuapi Laira.

"Kamu nggak makan?"

"Aku udah makan, sayang."

"Bohong!"

Vincent terkekeh. "Iya, nanti aku makan setelah melihat istriku makan."

"Aku udah kenyang," ucap Laira saat Vincent hendak menyuapinya lagi.

"Kamu baru makan tiga suap, lagi ya?"

Laira menggeleng.

"Satu suap lagi ya?" Pinta Vincent namun Laira tetap menggeleng. "Biar cepat sembuh, sayang." Namun lagi-lagi Laira tetap menggeleng.

Mau tak mau Vincent meletakkan kembali buburnya diatas nakas lalu beralih mengambil susu hangat untuk istrinya. "Minum." Vincent memberikan susu hangat itu pada Laira dan Laira meminumnya namun tidak seperti biasanya, ini hanya seperempat Laira meminumnya.

"Sayang, aku mau tanya tapi kamu harus jawab jujur."

"Tanya apa?"

"Siapa penyebab di balik ini semua?"

"Maksudnya?"

"Jawab, sayang." Pertanyaan tak bernada itu membuat bulu kuduk Laira berdiri.

"Kamu ngomong apa sih."

Sang PenaklukDove le storie prendono vita. Scoprilo ora