23. Frustasi

2.2K 87 2
                                    

Sebuah pancaran cahaya kebaikan pagi hari mulai membias alam. Sang mentari mulai bangun dari lelapnya, perlahan memunculkan dirinya dari ufuk timur.

Laira melenguh pelan lalu membuka matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah tampan milik suami. Ia menelisik wajah tampan suaminya, alis hitam nan tebal, bibir ranum alami, dan hidung mancung. Sempurna!

"Ganteng tapi manjanya melebihi bayi," gumamnya menatap lekat wajah Vincent.

"Sama istri sendiri dapet pahala," jawab Vincent tiba-tiba membuat Laira tersentak kaget.

"Udah bangunkan? Lepasin aku mau mandi." Laira berusaha melepaskan pelukan lelaki itu.

"Nanti aja." Vincent mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya didada Laira.

"Nanti kesiangan," ucap Laira.

"Lepasin, Baby Zo."

"Gak mau." Vincent menduselkan wajahnya di dada Laira seperti anak kucing.

Laira menghembuskan napasnya. "Dasar bayi gede." Ia menjitak kepala Vincent membuat lelaki itu meringis pelan.

"Sayang..." Panggil Vincent dengan suara seraknya membuat detak jantung Laira berpacu dua kali lebih cepat.

"I want you," sambungnya sangat pelan namun Laira masih bisa mendengarnya.

Laira menatap teduh manik mata Vincent. "Mau banget?"

Vincent mengangguk antusias. "Bangeeet," sahutnya panjang.

"Tapi aku belum siap," cicit Laira dengan sangat hati-hati.

"Aku tunggu sampai kamu siap." Vincent menyelipkan anak rambut Laira yang menghalangi wajah cantik itu ke belakang telinga lalu mengelus lembut pipi istrinya.

Laira tersenyum manis, tangannya terangkat membelai lembut rambut lelaki itu.

"Tunggu aku siap ya."

Vincent mengangguk, ia menangkup wajah cantik itu lalu mengecup seluruh permukaan wajah Laira membuat gadis itu memejamkan matanya.

☜☆☞

"Assalamualaikum, pagi anak-anak," sapa guru wanita kisaran empat puluhan tahun.

"Waaikumussalam, pagi juga Buk!" Jawab para murid kelas XII IPA 1 serempak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru," ucap Bu Hani membuat suasana kelas XII IPA 1 mendadak heboh.

"Siapa  Buk?" Tanya Carlos.

"Cewek apa cowok?" Timpal Agra.

Bu Hani menggeleng-gelengkan kepala melihat respon anak kelas XII IPA 1 yang heboh, ia menatap ke arah pintu.

"Silakan masuk."

Seorang siswi dengan rambut panjang dan bandana berwarna pink memasuki kelas XII IPA 1, ia menatap Bu Hani sejenak lalu menatap ke depan.

"Silakan perkenalkan diri kamu," titah Bu Hani kepada siswi baru itu.

Siswi itu tersenyum ramah kepada teman-teman sekelasnya. "Perkenalkan nama aku Aileen Anaderea, panggil aja Aileen."

Laira dan Nargis saling menatap sejenak lalu kembali menatap Aileen, siswi baru itu. Dari penampilannya, Laira dan Nargis sudah bisa menilai jika gadis itu, gadis polos dan lugu namun cantik.

Sang PenaklukWhere stories live. Discover now