16. Bocil Kesayangan

3.7K 117 2
                                    

Jam weker berbunyi dengan sangat nyaring, Vincent mematikan jam weker yang ada diatas nakas dengan mata masih yang terpejam.

"Guling gue kok aneh ya?" Laira bergumam dengan mata yang masih terpejam seraya meraba-raba sesuatu yang dimaksudnya aneh.

Samar-samar Laira membuka mata, matanya membulat sempurna saat melihat seorang lelaki tidur disebelahnya dengan posisi memeluknya.

"Aaaaa!!" pekik Laira.

"Ngapain lo tidur disini?" Laira bertanya, ia memberontak dalam pelukan Vincent.

"Lepasin." Laira memukuli dada bidang milik Vincent.

Bukannya melepaskan, justru Vincent semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Laira. Ia sama sekali tak mempedulikan gadis itu yang terus memukulinya.

"VINCENT, LEPAS!!"

Vincent membuka matanya dengan malas, ia menatap wajah gadisnya yang kini sedang memberontak.

"Kenapa lo bisa tidur bareng gue?" tanya Laira.

"Melupakan fakta?" Vincent balik bertanya.

Laira berpikir sejenak. "Astagfirullah... kenapa gue lupa?"

Vincent tak menjawab Laira, ia kembali memeluk tubuh istrinya namun Laira memberontak.

"Vincent, lepasin gue mau mandi," kesal Laira.

"Jangan panggil gue Vincent, Quelene," bisik Vincent.

"Terus mau dipanggil apa? Stress?"

"Panggil sayang aja gimana?" Vincent menaik turunkan satu alisnya.

"Ogah! Gue penggil lo Centzo," final Laira.

"Lumayan."

"Lepas, gue mau mandi."

"Gimana kalo mandi bareng aja? Kan udah sah," usul Vincent yang langsung mendapatkan lemparan guling dari Laira.

Laira mengambil handuk kimono dan satu style pakaian santai lalu melangkah kearah kamar mandi.

Vincent manatap kearah pintu kamar mandi. "Lucu banget bocil kesayangan gue."

Beberapa menit kemudian, Laira keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan kaos putih dan celana santai.

"Tunggu apa lagi? Cepet mandi!" perintah Laira dengan wajah galak.

Vincent tersenyum jahil, ia melangkah kearah Laira. "Jangan marah-marah terus nanti cepet tua," bisiknya.

"Gimana gue nggak marah-marah, lo selalu bikin gue darah tinggi. Apa lo manusia jadi-jadian? Setiap gue deketan sama lo pasti hawanya emosi mulu."

Vincent terkekeh. "Bocil gue cerewet banget ternyata."

"Gue bukan bocil!"

"Tapi gue suka manggil lo bocil, lo itu bocil," jawab Vincent.

"Bocil kesayangan gue maksudnya," imbuhnya dalam hati.

"Serah lo," ketus Laira. Ia melangkah kearah lemari kecil dan mengambil peralatan shalat, ia mengambil mukenanya yang masih didalam koper.

Ide jahil muncul di otak Vincent yang cerdik, ia melangkah kearah Laira dan mengecup pipi tembam istrinya lalu dengan cepat ia mengacir kekamar mandi.

"CENTZO!!"

Didalam kamar mandi Vincent terkikik geli, ia berhasil membuat istri kecilnya kesal.

Laira mengambil wudhu dikamar mandi lantai satu karena Vincent masih belum selesai mandi. Lalu menuju ruang shalat.

Sang PenaklukWhere stories live. Discover now