27. Meeting

2K 100 0
                                    

Quelene Laira Fleurine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Quelene Laira Fleurine

•••

Vincent melangkah menuju ruang meeting dengan santai namun berwibawa. Derap langkah sepatu fantopel terdengar nyaring di telinga siapa saja.

Sesampainya di ruang meeting, Vincent disambut hangat oleh beberapa staf dan clientnya.

"Ternyata Tuan Vincentzo masih sangat muda tapi sudah sangat sukses," ucap salah satu dari mereka.

"Sangat tampan dan berkarisma," timpal yang lain.

Vincent hanya mengukir senyum tipis. "Terimakasih atas pujiannya, sebaiknya kita langsung memulai meeting saja."

Mereka semua mengangguk setuju. "Silakan, Tuan."

Vincent menjelaskan dengan gagah di hadapan banyaknya orang, ia mengutarakan pendapatnya untuk kerja sama yang dapat menguntungkan semua pihak. Mereka mendengarkan dengan seksama dan menatap Vincent kagum, sesekali mereka bertepuk tangan.

"Bagaimana?" Vincent mengakhiri penjelasannya.

Mereka saling tatap satu sama lain kemudian bertepuk tangan dan mengangguk.

"Kami setuju," jawab mereka, kemudian menjabat tangan Vincent.

"Kerja sama akan kita mulai minggu depan," ucap Vincent.

Meeting hari ini berjalan lancar tidak ada kendala sedikit pun, Vincent melirik arloji yang bertengger di tangannya, kini sudah pukul 11.23 dan ia sudah berjanji jam dua belas ia akan pulang.

"Tuan Vincentzo, jika anda sedang mencari istri. Saya memiliki satu putri, ia sangat cantik dan berbakat, dia juga salah satu model yang terkenal serasi dengan anda yang tampan dan cerdas," kata salah satu client.

"Saya sudah mempunyai satu istri dan itu sudah cukup," jawab Vincent tegas.

"Ternyata sudah menikah toh," jawab client itu, canggung.

Vincent hanya mengangguk.

Setelah meeting tersebut berakhir, client dan beberapa staf meninggalkan ruangan meeting tersebut, begitu juga dengan Vincent.

☜☆☞

Laira melangkah menuju pintu dengan mengenakan gamis rumahan dan hijab, ia hendak membukakan pintu karena ada yang mengetuknya. Senyum Laira mengembang saat melihat Vincent didepan pintu, ia segera mengecup punggung tangan Vincent. Setelahnya, ia masuk dan kembali mengunci pintunya.

Laira melepaskan jazz hitam suaminya dan mengambil kantong plastik besar digenggaman Vincent. "Pasti capek ya?"

"Bangeeet," jawab Vincent dengan manja membuat Laira menggeleng pelan dengan sifat manja suaminya yang melebihi bayi.

Sang PenaklukWhere stories live. Discover now