Beomgyu 32

14.6K 1.3K 285
                                    

Enjoy
___

Figura besar yang terpaku menjadi tatapan awal bagi dirinya. Senja sore hari memancarkan cahaya oranye menembus kaca, alunan musik klasik dari tuas  Gramophone diputar guna memecah kesunyian.

Lampu temaram yang belum dinyalakan memperkuat kesan oranye dari langit. Membuat hati yang semula resah, kini semakin resah bilamana ia mengunjungi kamar ini.

Kerinduan, kekosongan, rasa bersalah.

Tiga ungkapan yang selalu menjadi satu. Bingung bagaiman cara mengisi semua ungkapan tersebut, atau sekedar membalas.

Pandangannya kini beralih pada guci kecil bercorak bunga mawar, disampingnya terdapat beberapa persembahan, dupa, dan bunga yang masih sangat segar.

Abu dari mendiang sang istri.

Jaehyun memandang sendu, alunan musik masih terdengar dari piringan hitam yang berputar. Musik kesukaan mendiang Taeyong kala itu, sebelum Tuhan menutup mata Taeyong untuk selama-lamanya.

"Hai, Tae"

Suara lirih terdengar, bertepatan dengan selesainya lagu yang terputar. Tak berniat mengganti, lelaki itu hanya menarik napasnya dalam.

"Apa malaikat kecil kita sedang bersamamu?"

Pertanyaan pertama ia utarakan, entah siapa yang akan menjawab tapi Jaehyun akan melanjutkan.

"Jika iya, apa Beomie sedang tertawa? Apa Beomie sedang bermain denganmu? Apa Beomie bahagia?"

Hening. Pertanyaan itu tak terjawab, waktu kian berjalan. Hampir lima menit Jaehyun terdiam menunggu jawaban, tapi hasilnya nihil.

"Tolong kembalikan Beomie padaku. Aku tahu kau sangat marah padaku, Tae. Tapi kumohon, jangan bawa ia pergi..."

"Tolong kembalikan malaikat kecilku..."

Suaranya melirih, sekuat tenaga menahan isakan. Takkan rela jika harus kehilangan orang tersayang untuk kedua kalinya.

Bisakah Jaehyun memutar waktu?

Bisakah Tuhan memberikan pengampunan baginya?

Jaehyun hanya ingin malaikat kecilnya kembali, membuka mata dan tersenyum cerah ke arahnya. Hanya itu...

•••

"Mama~"

"Hm?"

"Gyu mau anggur~"

Mata bulatnya mengerjap membentuk puppy, bilah bibirnya mengerucut di pangkuan sang Mama.

Taeyong terkekeh hingga mencubit kecil hidung bangir sang anak. Tangannya beralih mengambil anggur dan disuapkan perlahan ke arah si manis.

Surai panjang nan lembutnya Taeyong elus satu arah. Dari surai, beralih menyapu pipi putih susu buah hatinya.

Taeyong tersenyum kecil, perasaanya sebagai seorang Ibu tak pernah salah. Malaikat kecilnya sangat cantik, mirip sekali dengannya.

Taeyong tahu apa yang sudah di alami oleh malaikat kecilnya, menjalani kehidupan yang sangat berat.

Ya, Taeyong tahu itu.

"Mama?"

"Ya, sayang"

"Kenapa melamun?"

Tanyanya sambil memiringkan kepala ke kanan seperti anak anjing, begitu menggemaskan. Taeyong kembali terkekeh, mencubit sekilas pipi gembil sang anak guna menyalurkan kegemasan.

Gelas Kaca || BeomgyuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora