Beomgyu 21

10K 981 99
                                    

Enjoy
___

"Akhirnya selesai~"

Satu tatanan menu di meja makan menjadi akhir dari kegiatannya. Tangan kecilnya bergerak melepas apron coklat bertemakan beruang madu.

Sedikit meringis kala tangan kanannya yang terbalut dengan kain kasa putih berdenyut nyeri. Walau berdenyut nyeri, senyumannya tidak pernah pudar dari bilah bibirnya.

Hari ini si manis bangun pagi sekali, dari mulai berbelanja bahan dapur, mempersiapkan barang sekolahnya, hingga memasak untuk kakak-kakaknya.

Ia pandangi menu sarapan pagi ini, terlihat lezat, dan semua adalah makanan kesukaan kakak-kakaknya.

Sedetik kemudian, si manis mendengar samar suara langkah kaki yang mendekat. Atensinya tertuju pada kakak-kakaknya yang sudah rapi bersiap untuk berangkat.

Bilah bibirnya tidak berhenti untuk mengumbar senyum, ketiga kakaknya sangat tampan saat menuruni tangga, dan ia bangga karena memiliki tiga kakak yang begitu tampan.

"Kak ayo makan, Gyu sudah masakan makanan kesukaan kak Mark, kak Jeno, sama kak Sungchan"

Derap langkah melewatinya begitu saja, tanpa menatap, tanpa berkata, tanpa ekspresi, sang kakak sulung melaluinya dan pergi dengan menyampirkan tasnya di pundak.

Berbeda dengan dua lainnya yang berkacak malas. Hei dude ! ini masih pagi, bisakah memberikan pemandangan yang lebih bagus?

Sama seperti Mark tadi, keduanya pergi tanpa menggubris si manis yang sudah bersusah payah membuatkan sarapan.

Langkah kaki milik Sungchan terhenti sesaat sudah di penghujung pintu keluar, tasnya ditarik lembut seakan meminta sebuah atensi darinya, dan otomatis langkah kaki Jeno juga terhenti.

Sungchan menoleh ke belakang, bola matanya berputar ke kanan melihat siapa yang menahannya. Ya, itu adalah Beomgyu. Adiknya yang tidak pernah mereka akui.

Memang siapa lagi?

"Kakak ngga sarapan dulu?"

Tanya Beomgyu dengan nada yang begitu lembut.

"Gak"

"Kenapa? "

Jeno menghembuskan napasnya, menatap rendah sosok manis yang ada di hadapannya. Awalnya mereka ingin sarapan bersama di meja makan.

Namun entahlah, selera ketiganya mendadak menghilang kala menemukan siapa yang ada di meja makan.

"Gak selera"

"Kak Jeno sakit? kakak demam? mau Gyu buatkan bubur?"

Paniknya sambil berjinjit menempelkan punggung tangannya di dahi milik Jeno. Jeno risih, dengan kasar ia menghempas tangan Beomgyu yang sialnya adalah tangan yang terbalut oleh kain kasa.

"Apa sih lo?! jijik sial!"

Bentaknya menggeram. Jeno risih, Jeno tidak menyukai jika ada orang yang menyentuhnya, apalagi anak ini.

Dirinya tidak suka jika seinci kulit si manis menyentuhnya, ia akan mendapat sial jika bersentuhan dengan Beomgyu.

"Kita gak selera karena ada lo pembunuh!"

Ucapnya keras tepat di depan wajah milik si manis. Beomgyu berjengit, sakit di lengannya belum mereda. Kini sudah ditambah di pendengarannya.

Sungchan tertawa kecil, melihat Jeno yang membentak si manis tepat di wajahnya. Rasanya ia puas, jadi Sungchan tidak perlu bersusah payah untuk membentak Beomgyu karena sudah diwakil kan oleh Jeno.

Gelas Kaca || BeomgyuΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα