Beomgyu 1

33K 1.8K 64
                                    

Tangan gatel pengen ketik terus up.

Enjoy!
__

"Eungh"

Leguhan khas bangun tidur keluar dari sela bibir lelaki manis yang masih setia terbalut dengan selimut.

Perlahan ia kerjapkan matanya sehingga bulu mata lentiknya naik turun. Tangannya beralih meraih jam di atas nakas samping ranjang.

Pukul enam pagi. Ia menyibak selimut itu dan menurunkan kedua kaki kecilnya untuk menapak di dinginnya lantai.

"Gyu harus siapkan sarapan"

Gumamnya sambil beranjak dari ranjang untuk mencuci muka terlebih dahulu. Agar kelihatan lebih segar.

Sepuluh menit berlalu, lelaki manis itu berjalan menuruni tangga dan langsung pergi menuju dapur untuk memasak. Sudah biasa sebagai rutinitasnya setiap hari.

Disini hanya terdapat dua maid saja dan itu akan datang pada pukul sembilan nanti. Maid itu hanya akan bersih-bersih dan pulang setelah selesai.

"Em Gyu mau memasak apa ya hari ini?" tanya nya kepada diri sendiri.

Lama berpikir akhirnya ia memilih memasak yang simpel-simpel saja, tapi mewah. Tangannya dengan lihai memotong, memasukan, mengaduk semua bahan yang ingin dimasak.

Ia menyendokkan sedikit masakan tadi dan mneyeruputnya. Bibirnya mengecap-ngecap guna merasakan apakah sudah pas atau belum.

"Hm enak. Sudah pas"

Hanya tiga menu yang ia buat. Dibuat dengan penuh cinta dan kasih sayang. Lama berkutat didapur akhirnya si manis selesai dengan kegiatannya.

"Iyeay selesai. Tinggal disusun di meja"

Tidak butuh waktu lama untuk menyusun sarapan. Hanya dengan dua kali angkut sarapannya sudah tersusun rapi di atas meja makan.

Lalu ia melihat jam besar yang tergantung di dinding. Pukul 07.00, ia kembali ke dapur dan mencuci perkakas yang kotor.

Ia melihat satu persatu kakak 'nya turun dan menghampiri meja makan. Terakhir adalah papa 'nya yang turun dan langsung menyapa kakak-kakak 'nya.

"Morning anak papa semua"

"Morning pah" jawab mereka bersamaan.

Mereka mulai memakan sarapan dengan khitmat, sesekali bercanda layaknya keluarga dan membahas hal random.

Lelaki manis yang ada didapur itu tersenyum lebar saat melihat ke empat orang yang disayanginya makan dengan lahap.

Mereka terlihat sangat bahagia tanpa dirinya disana.

Pandangannya memburam kala cairan bening sudah menggenang di iris mata cantiknya.

"Tidak Gyu kamu tidak boleh menangis"

Ia kembali tersenyum dengan lebar walau dadanya sangat perih. Ia menggambil piring dengan sisa lauk yang dimasaknya tadi dan sarapan sendirian didapur.

Iya sendirian.

Lelaki manis itu adalah Jung Beomgyu. Anak bungsu dari Jung Jaehyun dan Jung Taeyong. Memiliki tiga saudara kandung yang berstatus sebagai kakak 'nya.

Ketiga kakak 'nya bernama, Mark Jung kakak pertama. Jung Jeno kakak kedua, dan Jung Sungchan kakak ketiga.

Beomgyu sangat dibenci dikeluarga ini. Mereka menganggap kematian sang mama adalah salahnya. Salahnya karena sudah lahir kedunia dan membuat sang mama pergi untuk selama-lamanya.

Ketiga kakak 'nya terus saja menyalahkannya dan tidak sedikit juga membentakknya. Papa 'nya juga sama saja, tidak pernah mengajak berbicara. Bahkan peduli Beomgyu hidup atau mati saja mungkin tidak.

Beomgyu sendirian sejak kecil. Semua keluarga, kerabat, semua orang membencinya. Mereka menyebutnya pembunuh dan anak pembawa sial.

Kala itu Beomgyu kecil tidak mengerti apa artinya, namun setelah beranjak dewasa ia paham maksud dari perkataan orang-orang. Dadanya sangat sesak kala itu, namun ia mencoba untuk tegar dan menerimannya.

Beomgyu juga tidak membenci mama 'nya sama sekali. Beomgyu sangat mencintai mama 'nya lebih dari apapun. Beomgyu tahu kalau sang mama juga mencintainnya.

Buktinya sang mama rela bertaruh nyawa demi dirinya lahir kedunia. Sampai Tuhan memanggil mama 'nya kala tangisan pertama Beomgyu menyapa kerasnya dunia.

Mama 'nya meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya, bahkan Beomgyu belum sempat melihat wajah sang mama untuk pertama kalinya.

Bentakan, hinaan, makian, tidak ada keperdulian itu adalah makanan sehari-hari Beomgyu di mansion megah ini. Ketiga kakak 'nya tidak segan untuk mencaci adik bungsu mereka.

Sang papa hanya melihat dan bahkan tidak minat untuk membela anak bungsunya. Papa 'nya lebih memilih tidak peduli.

Kalau kalian tanya apakah Beomgyu benci dengan keluarganya. Jawabannya adalah tidak. Beomgyu sangat menyayangi ketiga kakak dan papa 'nya melebihi apapun.

Kalau boleh berharap Beomgyu ingin disayangi dan dikasihi oleh papa dan ketiga kakak 'nya. Beomgyu ingin dijaga dan dimanja oleh keluarganya.

Diajak mengobrol, makan bersama, bercanda dan tertawa. Dia sangat ingin.

Tapi itu hanya harapannya saja. Ia harus menelan dalam-dalam harapan itu, karena sampai kapan 'pun itu tidak akan pernah terjadi.

Jangankan untuk dicintai atau dikasihi. Untuk makan bersama saja mereka sangat menolak kehadiran si bungsu.

Pernah saat itu Beomgyu mencoba duduk dan makan bersama papa dan ketiga kakak 'nya, mereka langsung mendengus dan menatap Beomgyu secara tajam.

Dan baru saja ia akan mendaratkan pantatnya untuk duduk sudah ditahan oleh ketiga kakak 'nya dengan cacian.

"Untuk apa anak pembawa sial makan disini"
-Mark

"Benar. Tempat mu bukan di sini, kau tidak pantas berada di sini. Bisa-bisa kami terkena sial"
-Jeno

"Selera makan ku jadi hilang karena anak pembunuh"
-Sungchan

Begitulah cacian yang dilontarkan ketiga kakak 'nya untuk si bungsu. Sang papa hanya diam dan menatap Beomgyu jijik.

Si bungsu paham. Ia hanya tersenyum menanggapi ke empat orang yang disayanginnya ini. Ia pergi ke dapur untuk makan.

Sendirian. Tapi tidak apa dari pada mereka jadi terganggu. Prioritas Beomgyu saat ini adalah keluarganya.

•••

Dadanya begitu sesak kala mengingat kejadian itu untuk pertama kalinya. Saat mendengar cacian yang keluar dari mulut keluarganya langsung.

Beomgyu bisa apa?

Yang bisa Beomgyu lakukan adalah tetap tegar dan tetap menyayangi sang papa dan ketiga kakak 'nya.

Beomgyu tersenyum disela sarapan paginya, ia tersenyum sambil mengintip sedikit keluarga kecilnya yang mulai selesai makan.

Beomgyu sangat bersyukur sang papa masih mau membiayai hidupnya. Setidaknya Beomgyu bisa hidup lebih baik tanpa kekurangan.

Ah tidak, masih ada kekurangan dalam hidupnya yang sampai saat ini belum terpenuhi.

Ya. Itu adalah kasih sayang dan cinta dari keluarganya.

Papa dan ketiga kakak 'nya lebih tepatnya.

Masih ada ruang kosong yang belum terisi dihidup si manis. Ruang yang sangat penting untuk menyemangati hidupnya.

Gelas Kaca || BeomgyuWhere stories live. Discover now