PART 31. SEPASANG JENAZAH

Start from the beginning
                                    

"Mereka akan mati satu persatu, Ta...m-a-t-iiii..!"

Desis Madya lirih. Namun sarat akan tekanan. Sasmita menepuk-nepuk pipi Madya.

"Sadar, Zan..kamu orang baik.Kamu gak boleh terus gini, Zan."

Bisik Sasmita saat melihat Napas Madya mulai terengah. Sasmita tak ingin Madya kembali pada tahap Necrophilia homicide, melakukan pembunuhan untuk mendapatkan akses mayat yang ingin di setubuhi.

Melihat 'gairah'di mata Madya saat menatap kamar jenazah Madya kembali pada tahap regular necrophilia, bukan cuma necrophilia fantasi.

"Hahahaha!"

Tawa Madya menguar garing, menatap Sasmita tajam. Menjamah bahu Sasmita, mendesisi lirih, amat dekat dengan leher Sasmita.

"Kenapa kamu tidak membiarkan Amiraku dalam tubuhmu, Taa..?! Mengapaa?Mengapaaa..?!"

Sekujur tubuh Sasmita merinding tidak karuan, hembusan napas Madya di sekitar lehernya seolah menjamahi sekujur tubuhnya, panas.

"Aku mencintaimu, Zan..."

Geletarnya dengan genangan air mata berkilauan, terasa panas.

"Hahaha!"

Madya terkekeh lirih. Sepasang matanya berkilat-kilat menjelajahi wajah Sasmita yang pias. Sosok lain di belakang Sasmita menyeringai, berusaha masuk tubuh Sasmita, tapi gelang gaharu di tangan Samita dan lantunan dzikir Sasmita menghalanginya.

"Istiqfar, Zan.."

Lagi,
Geletar Sasmita. Seiring dengan..tes!Setetes air matanya jatuh.

"Stt..stt...sttt..!"

Madya menghapus lelehan air mata Sasmita yang berloncatan di pipi halus mulusnya.

"Kamu mencintaiku kan, Ta?Biarkan Amiraku masuk."

Desis Madya dengan senyum manis dan tatap mata magis. Sasmita menggeleng-geleng tegas. Tak kan ia biarkan Madya terus tersesat. Tak kan ia biarkan tubuhnya di manfaatkan entah syetan anta beranta mana yang ingin menguasai tubuhnya, mengambil alih penuh kehidupannya, tak kan ia biarkan. Tak kan pernah!

Tapi tatkala wajah Madya makin mendekat dan bibir Madya berlabuh di bibirnya...

Plaass!

Sasmita seperti terseret, terhempas, amblas entah kemana. Madya tersenyum manis, menjamahi wajah Sasmita..dan..

"Lepaskan Sasmitaa..!!"

Sebuah pekikan keras membuat Madya menoleh, Bian! Lelaki brengs*k yang meracuni pikiran Arry adiknya itu tiba-tiba muncul di hadapannya. Sosok Amira yang transparan mundur teratur dengan wajah merah padam. Aura Bian yang keungunan nyata berpendar dan membuatnya enggan mendekat.

"Bian?!"

Sasmita tiba-tiba seperti tersadar dari dimensi entah apa.Ia tadi seperti tenggelam dan sekarang muncul lagi ke permukaan.

Sh*t!!
Madya mengumpat keras. Menyeret Sasmita menjauh. Tak kan ia biarkan lelaki sok moralis itu 'mencuci otak'istrinya.

Bian ingin mengejar, tapi Innaya mengingatkan tujuan mereka di rumah sakit ini. Menunggu otopsi jenazah mbak Mirna dan Suroso sebelum di kebumikan.

Adzan magrib berkumandang,
bersahut-sahutan. Menggugah iman yang terlelap dalam kenisbian waktu. Lesap dalam lenguhan sang nafsu.

🍁
🍁

Dengan kameranya, Akshita Pradnya salah satu anak KoAss memotret jenazah. Dia, objek pemotretannya adalah sesosok jenazah yang terbujur bisu di atas bed besi. Seorang lelaki dengan jaket motor koyak moyak di sana-sini, penuh darah. Ada luka robek di bagian perutnya. Ususnya  ada yang terburai.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Where stories live. Discover now