PART 16. DIBURU DENDAM 3

135 31 27
                                    

*16.

Hujan turun dengan deras.Seperti jebol dari mata langit yang robek.Listrik padam.
Sudah sangat terbiasa bagi mereka di kota kecil ini.

Bulatan cahaya dari senter tampak menyorot ke arah Azzam yang terbaring lemah.Seulas senyum Azzam dapati dari sang istri.

Istri yang di mata Azzam berjiwa besar dan tetap legowo menerimanya setelah terungkap bahwa Jenny adalah buah cintanya dari wanita lain.

"Bian mana,Win?Suruh nyalakan gensetnya."

Ucap Azzam lirih dan serak.Wina tersenyum,menjamahi rambut Azzam yang terserak di dahi.

"Bukankah gelap itu indah,Sayang?Dan misterius.Karena kita bisa melakukan apa saja tanpa terlihat."

Bisik Wina sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Azzam.Wajah Azzam panas karena seperti terbakar hembusan nafas Wina.
Bulatan cahaya senter yang tergeletak begitu saja bergoyang-goyang tersapu tangan Wina.Sesekali ada kilatan di mata Wina,saat menatap gelang gaharu di pergelangan tangan Azzam.Arry betul-betul merepotkannya.Ulah siapa lagi kalau bakan Arry.

"Win...anak-anak tuh.."

Ucap Azzam saat terdengar suara Amira.Entah mengapa sejak ia sadar dari koma ia merasa Wina berbeda.Lebih agresif.Apa karena merindukannya?Atau karena?..

"Anak-anak sudah besar,Zam..sudah bisa mengurus diri mereka sendiri."

Bisik Wina lirih,menjamahi wajah Azzam dengan jemarinya.Sangat perlahan.Azzam memejamkan matanya,menahan nafas saat..

"Maa...?!'

Suara Zaheen terdengar,dengan senter pulpen AAA.Entah benar entah cuma perasaannya Zaheen sempat melihat kilatan mata Wina.Memerah.

Ngapain juga mama gelap-gelap begini amat dekat dengan papa?

"Kenapa,Zaa?Bukankah di kamar kalian masing-masing ada lampu emergencynya?"

Seperti tidak suka suara mama.Bahkan menyorot wajah Zaheen dengan senter.Zaheen sampai menutup mata karena silau.

"Tidak ada yang nyala,Ma..mungkin lupa isi dayanya."

Jawab Zaheen jujur.Bahkan kak Amira jadi penakut dan minta di peluk kak Jenny.

"Om Bi kemana,Za?'

Azzam bertanya sambil susah payah bangun.Buru-buru Zaheen membantunya.Luka tusuk papanya masih di perban.

"Ajari Zaheen,Pa..Zahen yang akan nyalakan gensetnya.Om Bi pergi sama tante Adela sejak sore."

Jawab Zaheen.Azzam turun dengan hati-hati di bantu Zaheen.Mencari-cari sandal tidurnya sambil menggerutu.

"Mereka sepertinya semakin dekat,Zam.."

Wina memanas-manasi dengan senyum.Azzam menghela nafas.Tidak mengerti apa mau Adela.Kadang sama Arry kadang sama Bian.

"Ayo,Pa..pelan-pelan,hati-hati."

Ucap Zaheen sambil membantu papanya berdiri.Wina yang memapahnya,Zaheen yang memegangi senternya.

Suara hujan di luar sana masih menggila.Di iringi badai petir.Suara ranting yang jatuh di atas genting terdengar jelas.Berbaur dengan gemuruh angin.

🍁
🍁

Amira meraba-raba Jenny yang memeluknya dalam gelap.Jenny merapatkan selimut hingga sebatas dada.Hujan badai di luar sana benar-benar menggila.Jenny ingin memberi rasa aman dan tenang pada Amira yang kini memanggilnya 'kak'.

Meski Jenny bahagia di anggap keluarga oleh papa Azzam,tetap saja ada berjubin tanya tak terbongkar.Mengapa nenek Shindu meninggalkannya?Meski dengan alasan ingin fokus kembali mengajar tari dan kembali ke Sekar belatung seperti penjelasan papa Azzam.Apa yang terjadi di malam itu sebenarnya?

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora