PART 5. DIRASUKI (1)

179 30 14
                                    

*5.

Aroma minyak zaitun yang di campur minyak kayu putih tercium tajam saat bu Shidu mengurut punggung Bian.

Gorden putih jendela kamar Bian melambai-lambai di tiup angin pagi.Membawa aroma melati yang semerbak.Semerbak yang biasa bagi Bian dan tiba-tiba jadi masalah sejak Adela membahasnya.

"Itu tandanya ada makluk halus perempuan atau kuntilanak,Bi..serius.Mbak Mirna yang bilang."

Terngiang ucapan Adela.Bian terus berdzikir tiada akhir.

"Mas Bian kecapekan karena kemarin pulang malam sama mbak Adela."

Ucap bu Shindu dengan senyum.Terus mengurut punggung itu,lebih menekan.Dengan amat perlahan.

Bian menyeringai,rasanya sakit sekali.Mungkin otot-ototnya kaku karena perjalanan kemarin.

"Iya,Bu..nuruti Adela,bosen di rumah..eehgh..!"

Jawab Bian,menggeliat dengan serigaian saat pinggangnya di urut amat pelan,menekan.Rasanya seperti mau patah.Pegal menghunjam.

Semoga Adela menemukan sesuatu.Paling tidak,mereka punya bukti untuk mas Azzam.

"Mbak Adela itu cocok sama mas Bian."

Ucap bu Shindu pelan,dengan senyum.Jemarinya yang putih terus menjelajahi sekitar pinggang,punggung dan leher Bian.

Bian menikmati tiap inci pijatan itu.Yang seperti membetulkan seluruh otot-ototya yang kaku.sakit.Tapi nikmat.

"Cocok gimana,Bu..?"

Tanya Bian sambil menahan kantuk.Selalu begini.Seperti di buai.Mata Bian tinggal semili saat mulai bisa menikmati pijatan bu Shindu.Sambil mendengarkan pendapat bu Shindu tentang Adela.

Angin sepoi-sepoi dari luar dengan gorden melambai-lambai.Seolah membuai dan membelai Bian yang tetap berusaha tidak terlelap.Ia khawatir kalau tertidur bu Shidu menyudahi pijatan dan Adela gagal dengan misinya.

Bian menyeringai,susah payah mengeluarkan sesuatu yang seperti mendesak isi perutnya dan mendorongnya lewat kerongkongan.

"Terus keluarkan mas..angin itu.."

Ucap bu Shindu lirih dan membuai.Bian sudah lupa dengan dzikirnya.Sibuk mengeluarkan gas di lambungnya lewat sendawa.

"Hrekg-hreeghk!"

Bu Shindu tersenyum lebar.Amat manis dan cantik.Menikmati irama sendawa itu sambil terus bertutur,menikmati gelitan pelan Bian saat menahan sakit.

"Herkg_hreeeekg!!"

Astaqfirlloh,apa Bian salah makan kemarin sampai asam lambungnya sebanyak ini?

Makin Bian berusaha membuka mata.Kantuk betat kian menyergapnya.Makin dalam Bian tenggelam dalam kantuknya.Semakin dalam..sangat dalam.

🍁
🍁

Keringat dingin Mirna berjatuhan.Entah mengapa tiba-tiba ia menggigil.Ada aroma semerbak melati dan bangkai yang bercampur jadi satu.

Ini berarti ada kuntilanak atau hantu perempuan di sekitarnya.Mirna masih bisa mendengar suara sendawa Bian.Semoga bu Shindu masih lama.Ayo dong mbak Adela..bisik hati Mirna.Benar-benar ketakutan.

"Mirnaaa..!"

Tiba-tiba terdengar sebuah bisikan.Halus,lirih,dan panjang.

Keringat dingin sebesar biji-biji jagung mulai berjatuhan dari kening Mirna.Terlebih saat sebuah jamahan dingin menyentuh pundaknya.

Dengan mulut ternganga karena ketakutan Mirna merasakan sebuah tangan dingin,kurus,pucat,rucing,
Menggerayangi pundaknya.

Dan mulut Mirna ternganga lebar saat tiba-tiba saja di hadapannya muncul sesosok tubuh.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα