PART 10. DIARY BERTINTA MERAH

160 30 8
                                    

*10.

Bian menjamahi sekali lagi rekaman video di hand phonenya.Bagaimana bisa tidak ada gambar dan suara?Bahkan gelap gulita?

Satu-satunya bukti yang ia miliki raib.Ia tidak  berani berdebat dengan mas Azzam.Yang bisa ia lakukan hanya mengingatkan Adela agar hati-hati.Dan Jingga itu...

"Apa'an sih,Bi?Jingga itu hanya boneka biasa.Buatan tangan."

Adela ngotot.Percuma Bian jelaskan bahkan dari sisi agama.

"Itu menyerupai makluk bernyawa,Dee..rawan di susupi jin.

Dalam hadist jelas di tuturkan bahwa Janganlah kalian menyimpan patung atau boneka kecuali telah membuatnya tidak berbentuk."

Tutur Bian dengan menggunakan  penggalan hadist riwayat Muslim.Tapi Adela masih bisa membantah.

"Jingga itu gak ada bentuknya,Bi.Dia hanya dua  gumpalan kain bulat yang di satukan.Emang ada makluk kayak gitu?"

"Aku heran sama kamu,Dee..dulu kamu yang ngotot menyelidiki semua ini tapi kamu seolah lupa semua gara-gara Arry!"

Tandas Bian kesal.Adela hanya tertawa ngakak saat itu.Dan bertanya apa hubungan Arry dengan semua ini?

"Jelas ada,Dee..Arry berasal dari kampung yang sama dengan bu Shindu.

Dan salah satu boneka Arry yang bernama Rucita mendatangi kamarmu!Dan bu Shindu menyebutmu calon pengantin!"

Jelas Bian panjang lebar.Tapi percuma.Adela cuma tertawa.

"Apa yang salah jika mereka satu kampung?Mas Azzam sudah tahu itu dan sudah cerita sama aku.

Boneka mendatangi kamarku?Jangan mimpi deh,Bi.."

Amazing.Adela seperti lupa ingatan.Bahwa betapa bencinya ia pada bu Shidu dulu.Dan betapa curiganya ia pada bu Shindu yang aneh dan misterius.
Bahkan ia seperti lupa bahwa sering debat dengan mas Azzam untuk meyakinkan semua orang.Tapi sekarang?..

Tidak ada jalan lain.Bian akan berjuang sendirian.Ia akan ke kampung Sekar belatung usai mengajar nanti.Atau kalau boleh izin ia akan cuti hari ini.Ia akan cari tahu siapa Arry dan bu Shindu.

🍁
🍁

Azzam tersenyum mendapati Adela pagi-pagi berkutat di dapur.Tumben?

"Arry nggak enak badan,Zam.jadi dia buatkan sup ikan untuk Arry."

Ucap Wina,tahu kebigungan di mata Azzam.Karena meski Adela bisa memasak tapi ia jarang menyentuh dapur.

"Apa'an sih,Mbak..terimakasih aja karena kemarin buat anak-anak seneng."

Tanggap Adela dengan tersipu.Terbayang jelas setelah memanen sawo Arry mengajak anak-anak main layang-layang.Zaheen dan Amira terlihat bahagia.Tertawa-tawa.Bahkan Jenny dan Neo pun bisa menikmatinya.

"Jenny sayang..pegang talinya dan rasakan ke mana arah layang-layangnya."

Adela saat itu tersenyum haru.Arry ternyata sangat menyayangi anak-anak.Bahkan rela menggendong Noe yang kecapekan berjalan.

"Kecapekan aja kali,Dee..karena setor sayur luar kota pulang ba'da subuh.Kamu kok tahu dia tidak enak badan?Chatingan?"

Duga Azzam sambil menyantap apel hijau yang ada di meja makan.

"Mas Seno yang antar ayam cerita."

Jawab wina sambil menata menu di meja makan.Azzam oh panjang.Duduk di kursi.Siap sarapan pagi.

"Bian sudah berangkat,Bu?Saya tidak melihatnya dari tadi?Atau belum turun?"

Azzam bertanya saat bu Shidu masuk dapur.Menyerahkan daun kemangi segar pada Adela.Untuk pelengkap sup ikan.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें