PART.21. RUMAH BATU DI HULU

134 30 30
                                    

*21.

"Amiraa...!"

Panggil Madya lembut dengan senyum manis.Keluar dari kamar mandi dan mendekati Amira yang masih duduk di tepi ranjang.

Getar hand phone di saku Amira terus berbunyi.Nyata tangan Amira gemetaran.Ia sempat membaca pesan tante Adela meski belum sempat membalasnya.

Sekujur bulu halus di tubuhnya merinding dan berdiri semua.Harusnya ia sadar sejak awal itu adalah om Madya.Om Arry tidak akan pernah membawanya masuk kamar hotel.

Dan mata itu?Kenapa Amira baru sadar bahwa ada kilatan dalam mata itu?

"Amira pengen keluar,Om."

Berusaha setenang mungkin Amira,dengan senyum yang pasti lebih mirip sebuah seringaian.

Glek!

Amira menelan ludah.Saat dengan seringaian Madya mendekat.

Spontan Amira berdiri kaku.Sempat menyambar asbak kaca di atas meja.

"Amira pengen balon."

Lanjutnya tegang.Dengan mata awas mengamati Madya yang kian mendekat.Setapak demi setapak,mendekat.Begitu tenang.seolah tidak menyadari bahwa Amira telah mengetahui semuanya.Semoga bahasa tubuh Amira tak terlacak.Meski dada Amira kian berdetak.Meloncat-loncat.

"Mau kemana,Cantiik?"

Madya bertanya dengan senyum.Saat Amira beringsut menjauhinya.Dengan asbak kaca di tangan kiri yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

Nafas Amira turun-naik tidak teratur.Keringat dinginnya berlelehan.Ia usap dengan jemari bergetaran.

"Pengen balon kan?"

Madya menjamah tubuhnya lembut.Menariknya hingga membentur tubuhnya.

"A...Amira ke..ke kamar mandi dulu,Om."

Cekat Amira dengan sorot mata ketakutan.Madya tertawa geli.Menjamahi wajah Amira yang telah basah.Terpejam ia menghirup aromanya sepenuh jiwa.

"Thag!!"

Asbak di tangan Amira jatuh.Ia seperti tak punya tenaga untuk sekedar memegangnya.Apalagi menggunakannya untuk memukul Madya.

🍁
🍁

Dokter Angela Sasmita berlari ke arah hotel Bugenfile,berusaha meyakinkan resepsionis bahwa ia adalah keluarga dari Zanuar.Karena yang tertera pesanan hotel atas nama Zanuar.

"Saya berjanji tidak akan mengganggu privasi Zanuar,saya ada perlu penting dengan dia."

Cukup alot dokter Angela Sasmita akhirnya berhasil mendapatkan nomor kamar Zanuar.Segera Angela Sasmita  berlari ke arah kamar yang di tunjuk tanpa peduli tatap mata heran pengunjung lain.Ayolah,Zan..kendalikan keinginan 'nylenehmu'.Pekik batin Sasmita sambil terus berusaha menghubungi hand phone Zanuar.

🍁
🍁

Bian berlari memasuki rumah setelah mendapat telfon dari Arry bahwa Wina sengaja membawa Amira untuk bertemu  Madya karena Madya menginginkannya.

"Dia bukan mbak Wina,Bii..dia dalam pengaruh bu Shindu dan Madya.Amira biar aku urus.Kamu urus saja mbak Wina sebelum ia bertindak lebih jauh."

Semarah apapun Bian pada Arry tapi otak warasnya masih berfungsi dan bisa mencerna bahwa kata-kaya Arry itu tidak main-main.

"Mbaak...!Mbak Winaa..!"

Teriak Bian keras-keras.Mencari Wina di seluruh penjuru rumah.Mirna sampai kaget.

"Ada apa tho,Mas Bian?Mas Azzam baru bisa tidur jangan teriak-teriak."

Ucap Mirna memberanikan diri.Karena ia yang susah kalau mas Azzam kenapa-napa.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Where stories live. Discover now