PART 15. DIBURU DENDAM 2

140 31 17
                                    

*15.

"Arry?"

Warno mendongak dengan rupa terkejut.Saat ada yang menyentuh pundaknya.Sebuah jamahan tangan dingin.Ini benar-benar Arry atau Madyah?

"Mas Warno tidur saja,biar saya yang jaga mas Azzam."

Ucap Arry.Warno menggeleng tegas.Mas Bian sudah membayarnya mahal agar ia terjaga semalaman dan tidak membiarkan siapapun menggantikannya.

"Terserah,Mas..saya ada di luar jika butuh apa-apa."

Ucap Arry,meletakkan apa yang ia bawa.Tumbler isi kopi dan sekotak singkong keju yang ia beli di depan rumah sakit.

Warno hanya mengangguk pendek.Ekor matanya mengikuti Arry dengan jean belelnya yang koyak di lutut.T-shirt putih polos bermerk Adidas dengan jaket demin.Rambut gondrongnya di ekor kuda.Ia benar-benar tak bisa membedakannya.Apakah dia Arry atau Madya?Tapi kata mas Bian,Arry itu lebih tinggi.Gimana cara membedakannya kalau mereka tidak berdiri berdampingan?

Gemetaran jemari warno menjamahi tasbihnya.Komat-kamit dzikir sambil memutar-mutar tasbih yang terbuat dari kayu Gaharu.

🍁
🍁

Malam terseok-seok berusaha menggapai pagi.Warno mulai terkantuk-kantuk,meski begitu ia tak berani minum kopi dan makan makanan yang di bawa Arry.

Warno intip Arry,tampak sibuk membaca buku.Entah apa,mungkin semacam kitab aliran sesat.Warno terus curiga.Apa lagi ketika Arry terkekeh sendiri.Bukankah kata Mirna bu Shindu sering gitu..tertawa sendiri.

Warno melototkan matanya agar tidak tertidur.Nyawa mas Azzam adalah taruhannya jika sampai ia ketiduran dan terjadi sesuatu.

Warno kirim pesan pada Bian dan Adela.Menceritakan apa yang ia lihat.Meski ia tahu dua adik majikannya itu pasti sudah tidur.

Setelah kirim pesan,segera ia putar-putar lagi bijian tasbih kayu gaharu.Komat-kamit berdzikir.sesekali masih melirik Arry yang di matanya menakutkan.

🍁
🍁

Bangun,Adela.Bian demam.Rawat dia.

Adela tersentak bangun,seperti ada yang membangunkannya.Kamarnya pas bersebelahan dengan kamar Bian.Terdengar jekas Bian yang menggigau karena demam.Adela meloncat bangun.Mengikat rambutnya asal.Bergegas ke kamar Bian.

Begitu melihat Bian menggigil kedinginan segera Adela menghambur ke atas kasur lesehan.Adela sentuh kening Bian,Panas.

Dari arah sudut gelap Wina bersenandung sambil tersenyum.Mengelus-elus rambutnya.Terkekeh melihat Adela kelabakan ke dapur mencari termos air panas.Ke kamar anak-anak mencari waslap.

"Dee..."

Terdegar suara suara Bian,masih dengan kondisi terpejam rapat dan demam tinggi.

"Minum obat ya,Bii.."

Ucap Adela sambil mengacak-acak obat dari rumah sakit.Mana ini yang anti peratik.
Ini dia,begitu ketemu langsung Adela bantu Bian bangkit.Memaksanya minum obat.

"Badanku sakit semua,Dee.."

Keluh Bian dengan suara parau.Adela melirik minyak urut yang ada di atas nakas.Segera ia ambil dan...

Wina di luar sana tersenyum sambil bersenandung..

Semua berjalan sesuai rencana,minyak juga sudah masuk lewat pori-pori Bian.

Biaan..
Masih bisakah dirimu mengacaukan semua rencana?

Lagi,Wina terpingkal-pingkal.Saat punggung kokoh dan mulus Bian telah di urut Adela.Tinggal menunggu reaksinya besok pagi.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Where stories live. Discover now