PART 26.HEXAGRAM 2

113 30 19
                                    

*26.

(AN: Isi part ini hanya imajinasi belaka.Termasuk atribut.Tidak bermaksud menyudutkan atau mendukung keyakinan tertentu🙏)
.
.
🍁
.
.

"Ketika kita tidak memiliki tanah untuk berpijak,bagaimana mungkin kita bisa terbang,Mirna.."

Bisik Wina lirih sambil mengitari tubuh Mirna,memain-mainkan android jadul Mirna dengan cara  lempar tangkap.

Glek!!
Mirna menelan ludah dengan susah payah.Tangannya tremor saat Wina menjamah wajahnya lembut.

Sebuah sentuhan yang begitu dingin.Seolah jemari Wina berubah menjadi es.

Cress!!
Saat dagu Mirna di jamah dan di angkat Wina.

"Masih beranikah kamu bermimpi dengan mata terbuka,Mirna?"

Tanya Wina dengan senyum manis,namun tatap mata magis membuat Mirna miris dan seperti terseret dalam kekuatan mistis.

"Enggak,Mbak..Enggak!"

Jawab Mirna,terengah ketakutan.Matanya nanar melihat Wina menghapus apa yang ia rekam.Sebelum menepuk-nepuk pipi Mirna lembut.

"Bagus!"

Bisiknya lembut.Seperti sisiran angin giris yang menggidikkan.Menyerahkan android jadul Mirna.Dengan cara menepukkan di dadanya.Seraya berbisik lirih.

"Lindungi jantungmu agar tetap berdetak!"

Sebelum melenggang gemulai sambil bersenandung.Meninggalkan Mirna begitu saja.

"Kenapa,Mbak?"

Bian yang baru pulang bertanya heran.Melihat Mirna buru-buru pamit.Seperti melihat demit.

"Mau makan malam,Bii..?"

Tawar Wina dengan senyum manis sambil membawa nampan berisi dua cangkir matcha latte ke kamar.

"Nggak usah,Mbak.Udah makan di luar."

Jawab Bian jujur.Masuk kamarnya.Tapi kemudian berbalik lagi.Entah mengapa ia merasa tidak nyaman saat sekilas melihat nampan Wina.

Bagaimana ia bisa mengetahui minuman itu aman atau tidak?Sangat sulit melarang mbak Wina memberi apa-apa pada mas Azzam.Karena posisinya sangat kuat;istri mas Azzam.

Yang bisa ia lakukan selama ini hanya memberi minum mas Azzam air mineral yang telah di ruqyah.Mampukah menghilangkan pengaruh 'sihir'mbak Wina?

"Kenapa,Bii?Ada yang ingin kamu sampaikan?"

Wina berhenti,bertanya dengan senyum.Tatap matanya seolah menjadi matra yang melelapkan.Bian sempat gelagapan.Istiqfar beruntun.Tubuhnya bergetar.Seperti ada energi luar biasa yang memantrainya agar bungkam.Otaknya seperti blank tanpa memory.Bian menggeleng-gekeng tegas.Bergegas masuk kamar.Mengatur nafasnya sambil istiqfar beruntun.

.
.
🍁
🍁
.
.
Mirna mengayuh sepeda untilnya dengan tergesa.Entah mengapa bumi seperti mematrinya.Hingga ia seperti jalan di tempat dan terasa sangat lama untuk sampai di rumah.Padahal jaraknya tidak sampai satu kilo meter.

Kenapa sangat berat?Ia seperti membonceng batu gunung.Dan jalan yang ia lewati sunyi.Seolah tanpa penghuni.Dan seperti lorong panjang dan hitam.Temaram dalam keremangan dengan kabut putih tipis yang melayang-layang rendah.

Entah hanya delusi Mirna semata ataukah nyata,saat retina mata Mirna menangkap sosok di ujung jalan,berdiri di tengah-tengah dengan posisi memunggunginya.

Makin dekat Mirna ke arahnya makin dingin rasanya udara.Angin serasa mengalir giris.Menerbangkan dedaun kering ke arah wajah Mirna.

Rambut panjang sosok misterius itu berkibaran di papas angin.Dengan posisi tertunduk membelakanginya.Gaun putih tulangnya yang tampak lusuh berkibaran di hempas angin.Seiring dengan aroma kembang kanthil dan anyir darah yang berbaur.Keberanian Mirna seolah di ukur.Terpekur tanpa bisa berbalik apalagi kabur.

🅳🅴🅰🆃🅷 🅰🅻🅱🆄🅼 ( 🅾🅽 🅷🅾🅻🅳 )Where stories live. Discover now