NEW - 72

10.2K 526 6
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

El baru saja tiba setelah membeli pelet dari kasir restoran, segera ia menghampiri bilik dusun dan memberikannya pada Milly.

Gadis itu baru saja bercengkrama dengan ratusan ikan di bawah bilik dusun, lalu ia bertepuk tangan menyambut antusias ketika mendengar derap langkah kaki El dan gadis itu tertawa senang setelah mendapatkan makanan ikan itu untuk ia tabur ke bawah sana.

Dusun Bambu menjadi akhir destinasi mereka. Mereka begitu menikmati waktu mereka, walau hanya memberi makan ikan setelah mereka menghabiskan makan siang. Suasananya juga begitu mendukung, terasa sejuk dan menenangkan untuk bandung yang panas.

Di samping Milly, El terdiam menyaksikan bagaimana tangan kecil itu telaten memberikan makanan kepada ratusan makhluk insang. Tidak peduli dengan bau makanan yang menghinggap, atau berkali-kali terkena cipratan air karena ratusan ikan itu juga begitu antusias menyambut makanan. Baik Milly dan ikan-ikan itu, mereka begitu menikmati waktu mereka sebaik mungkin.

Benar-benar akan menjadi akhir yang penuh dengan kenangan manis.

"Apa ikannya bisa kita bawa pulang?" Milly menoleh tanpa menarik tangannya ke atas. Rasanya sangat geli ketika tangannya bersentuhan dengan ikan-ikan itu, tetapi Milly sangat menyukainya.

"Kita tidak bisa membawanya pulang. Aku nggak bisa menjamin jika nantinya ikan-ikan itu masih bernapas selama di dalam mobil. Perjalanan kita cukup jauh. Aku khawatir dengan ikan itu jika berlama-lama dengan panasnya mobil.

"Lagipula, jika kita membawanya pulang, kamu tidak mungkin bisa memeliharanya. Butuh perhatian khusus. Aku juga nggak yakin kalau kak Adit mau memelihara ikan itu.

"Yang ada, ikanmu akan menjadi menu makan malamnya nanti."

Milly mengerutkan dahi mendengar penjelasan El lalu membayangkan pada kalimat terakhir—masuk akal!

"Jadi, kita nggak bisa bawa ikannya pulang ya.." Milly menatap ikan-ikan itu lagi, mulutnya tak henti terbuka lebar seakan meminta Milly untuk terus menabur makanan pada mereka. "Maaf ya teman, aku nggak bisa bawa kalian ikut bersamaku."

El menggaruk kepala Milly gemas. Ia tidak ingin menaru harapan pada Milly untuk ikan-ikan itu. Ikan itu akan lebih baik di sini ketimbang ikut bersama mereka.

Setelah asik bermain dengan ikan-ikan, mereka kembali masuk ke dalam bilik, mendekatkan diri mereka satu sama lain sambil menikmati suasana sekitar yang asri dan sejuk.

Pengunjung dusun hari ini tidak terlalu ramai, tapi terlihat bahwa hampir semua bilik dusun terisi. Banyaknya diantara mereka adalah keluarga yang membawa anak, sehingga suasana di sana terdengar ramai karena teriakan senang anak-anak. Ikan-ikan di bilik Milly berpindah dan mengunjungi tempat lain yang menaburkan makanan.

"Kamu mau nambah makanan lagi sebelum kita pulang?" dari belakang El megusap rambut Milly dengan lembut. Gadis yang berada didekapannya menggeleng pelan. "Tidak. Tadi kakak kan sudah membeli makanan banyak di minimarket. Takut nggak kemakan."

El hanya mengangguk, mereka kembali terdiam dan kembali menikmati waktu.

Waktu, setiap detiknya adalah hal yang terpenting bagi di muka bumi ini.

Manusia dapat berubah oleh waktu, jaman juga berubah karena waktu, dan sesuatu hal bisa berubah karena waktu.

Awalnya, El menganggap rotasinya begitu lambat hingga rasa sakit dan kesepian terlalu lama menggorotinya.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz