NEW - 58

10.8K 809 14
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

Milly memperhatikan gedung apartemen yang sangat besar baginya di hadapannya. Gedung itu seakan menggapai tebalnya awan putih di langit biru atas sana. Matahari juga sedang terik dan sangat menyilaukannya, sehingga Milly tidak berlama-lama berdiri di depan gedung tersebut dan buru-buru ia memasuki lobby menuju meja resepsionis untuk menanyakan lift menuju lantai sepuluh.

"Maaf ya Dik, kamu nggak bisa naik ke lift karena hanya penghuni yang bisa naik ke lantai atas. Kalau boleh tahu, kamu mau bertemu dengan siapa?" seorang staf cantik yang berdiri di meja resepsionis menjelaskan dan menanyakan siapa yang ingin Milly temui. Milly berdeham, sempat ragu sesaat namun ia mengatakan tujuannya datang ke sana.

"Aku mau ketemu Kak El, yang tinggal di lantai sepuluh nomor dua puluh tiga." Jawab Milly dan seketika staf resepsionis tersebut menatap Milly yang masih berpakaian seragam sekolah dari atas sampai bawah. Tatapan menilai itu membuat Milly risih.

"Kalau gitu saya akan konfirmasi ke Bapak Elkana jika kamu ingin menemuinya. Adik siapanya Bapak Elkana?"

Milly berdeham lagi untuk mencari jawaban yang tepat. Teman—dari awal ia menganggap dirinya dan El tidak pernah berteman. Ia teringat lagi bagaimana dinginnya El terhadapnya. Pacar—apalagi! Terakhir mereka hampir saja berpacaran sebelum masalah serta ego masing-masing lebih dulu menguasai mereka untuk saling menjauh satu sama lain.

Tapi Milly mengakui bahwa ia menyesal mengikuti egonya. Egonya justru membuatnya semakin memikirkan El hingga rasanya bayangan El menghantuinya terus.

Aku ingin ketemu kak El sekarang juga..

"Bilang saja ada Milly ingin segera bertemu dengan kak El. Penting! Aku minta tolong disampaikan ya mbak."

Sebagai seorang staf di meja resepsionis yang melayani para tamunya, staf tersebut tersenyum lalu meminta Milly menunggu di kursi yang telah tersedia. Sementara itu staf segera menelepon ke kamar dua tiga satu kosong lalu mengutarakan pesan yang Milly sampaikan.

Tak butuh waktu lama Milly duduk di sana sambil melamun dan mengayunkan kedua kakinya, lamunan Milly buyar ketika tatapannya menatap sosok pria berhoodie hitam dengan celana pendek santainya. Pria itu agak terengah-engah menatap Milly dan Milly juga melihat bahu lebarnya naik turun mengikuti deru napasnya.

"Milly.."

*****

Sebuah pintu kayu minimalis yang tertempel angka ruangan kamar dua tiga satu nol terbuka, El mempersilahkan Milly masuk sebelum dirinya sebagai tuan rumah melangkah.

Perlahan Milly memasuki kamar apartemen yang terlihat dingin seperti sosok El yang Milly kenal selama ini. Nuansa putih dan abu-abu memenuhi pandangannya. Area dapur mini dan pintu kamar mandi menyambut kedatangan Milly. Hanya tersedia beberapa peralatan masak dan alat makan di dapur tersebut membuat Milly berdecak kagum karena El menjaga dapurnya dengan baik. Bersih. Lantai bervinyl corak kayu tersebut mendukung suasana ruang tempat tinggal El yang tidak terlalu besar seperti rumahnya.

Lalu televisi dinding dan sofa panjang berwarna abu-abu terang kini menarik perhatiannya. Setelah asik menatap ruang santai, kini Milly melihat ke arah ujung apartemen yang ada sekat pembatas yang Milly duga adalah kamar El. Serta jendela yang menyuguhkan pemandangan langit namun tertutup kain gorden di sana.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang