NEW - 66

9.5K 564 9
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

Seperti pagi hari yang selalu Milly lewatkan; setelah bangun tidur Milly bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan paginya. Pagi ini ia tidak akan membuat nasi goreng seperti biasa, Milly hanya membuatkan beberapa lembar roti yang ia bakar menggunakan teflon, lalu menyiapkan beberapa selai yang ia keluarkan di dalam lemari es, memasak beberapa butir telur dan daging ham untuk menjadi teman roti tawar biasa.

Tak lupa ia menyeduh teh sebagai pelengkap sarapannya nanti, juga peralatan makan; tiga buah piring, tiga buah gelas dan tiga buah sendok siap di atas meja.

Setelah roti bakarnya jadi, daging ham dan telur juga sudah matang, Milly meletakkannya di atas meja makan. Sekarang, ia tinggal menunggu Adit dan El keluar dari kamar mereka masing-masing.

"Selamat pagi." El baru saja keluar dari kamarnya dan segera menghampiri Milly yang sudah duduk di kursi. Sebelum ia ikut duduk bersama Milly, El mendongak ke atas, memastikan jika seseorang lainnya belum muncul. Merasa aman, El buru-buru mencuri ciuman di bibir Milly sebelum Milly membalas sapanya.

Pagi yang indah!

"Kak El!" Milly tentunya terkejut dengan tindakan El yang begitu tiba-tiba dan sontak langsung mengecek keadaan dan mendesah karena Adit belum keluar dari kamarnya.

"Jangan berteriak, nanti Adit dengar." El tersenyum nakal dan segera menarik kursinya. Tanpa harus menunggu Adit yang belum kunjung keluar, El mengambil beberapa roti tawar dengan daging dan telur. Tak lupa dengan botolan saos lalu ia tuangkan saosnya ke roti.

Milly tidak membalasnya dan lebih memilih untuk memandangi El yang tengah menikmati sarapannya. Milly tidak mempermasalahkan El yang lebih dulu menyantap makanannya, ia justru melamun dan membayangkan bagaimana keadaan El setelah ia pergi. Apakah El akan sarapan tepat waktu? Mengingat saat El kembali ke apartemen, El suka telat makan. Saat terakhir dimana Milly membawakan makan malamnya ke apartemen, El baru memakan makanannya setelah melewati jam makan malam.

Milly tidak terlalu mengkhawatirkan Adit karena Milly yakin Adit lebih bisa mengurus dirinya, tapi El—Milly mempertanyakannya. Ditambah dengan masalah yang masih menghantui El—tante Risma—apa El akan bisa melaluinya?

"Apa yang kamu pikirkan?" El merusak lamunan Mily dan Milly menunduk canggung.

"Jangan terlalu keras memikirkanku. Aku baik-baik saja."

Wajah Milly memerah mendengar itu. "Kamu tahu aku memikirkanmu?"

"Tahu. Kamu melamun ke arahku. Apa kamu memikirkan kegiatan kita semalam?"

Wajah Milly semakin memerah karena El mengingatkannya lagi.

Beruntung, kegiatan semalam tidak melebihi ekspektasi Milly. malam itu mereka berpelukan lalu El memulai dulu meerebut bibir Milly untuk El cium. Ciuman manis yang berakhir memburu, menuntut, hingga mereka tak ingin saling melepaskan satu sama lain.

"Benar, kamu memikirkannya." El menggoda Milly lagi dan Milly kembali tersipu. Benar-benar tersipu sampai gadis itu tak tahan untuk menundukan kepalanya.

Sarapan telah dilalui bersama setelah Adit datang menyusul El dan Milly di meja makan. Seperti biasa, sarapan mereka dipenuhi dengan obrolan ringan. Namun tidak ada satupun yang membahas tentang kuliah Milly. bagi Adit dan El, topik itu sudah tidak perlu dibahas lagi. Hanya tinggal menunggu waktu dimana Milly akan mempersiapkan dirinya untuk berangkat.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Where stories live. Discover now