NEW - 67

8.3K 523 1
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

"Jadi kamu sudah memaafkan tante Risma?"

Belum lama Adit menemui El di ruangan kerja El sambil menenteng dua cup kopi kemasan yang baru saja Adit seduh di pantry. Lalu Adit meletakkan satu cup ke atas meja.

Sementara El terdiam sesaat sambil memandangi kegiatan Adit yang kini mulai mengambil kursi lalu mulai menyesap kopinya sebelum El menjawab pertanyaan Adit.

"Sebenarnya, aku tidak tahu.. apakah aku sudah memaafkannya, atau belum."

El telah menceritakan kejadian semalam, di mana ia bertemu dengan Risma dan membawanya masuk ke dalam apartemennya. Setelah itu Risma mencurahkan isi hatinya bahwa ia sangat menyesal telah meninggalkan El pada saat itu. Lalu mereka berpelukan dan berakhir di mana El mengijinkan Risma untuk kembali mengunjunginya di apartemen.

"Jadi kenapa kamu memeluk tante Risma kemarin kalau kamu belum tahu apa kamu sudah memaafkannya?"

"Kupikir dengan itu, perasaannya akan lebih membaik."

"Lalu kamu—apa perasaanmu membaik setelah memeluknya?"

El terdiam lagi, menimbang sesuatu di kepalanya. "Aku merasa biasa saja."

"Biasa saja?"

"Aku hanya merasakan tubuhnya gemetar, dan akan semakin gemetar di saat aku melihatnya merasa senang dan tersenyum semalam, dan ia merasa bahagia ketika aku mengatakan bahwa aku mengijinkannya untuk kembali dan membawakan makanan untukku.

"Tapi jika kamu menanyakan apakah aku sudah memaafkannya atau belum, jawabanku.. belum.. iya, aku belum bisa."

Adit menghela napas, bingung sendiri, entah apa yang harus ia lakukan dan ia katakan. Ternyata selama ini Adit hanya tahu bahwa El memiliki luka terdalam di masa lalunya. Namun, Adit tidak tahu sejauh dan sedalam apa luka El merambat hingga menetap ke diri El selama ini.

Waktu dapat mengubah luka itu. tapi waktu tidak menjamin apakah luka itu akan perlahan memudar.

Atau membekas.

Hingga luka itu menjadi teman di hidup El selama ini.

"Aku bingung bagaimana caraku untuk bicara dengan Milly."

Adit kembali menyesap kopinya, lalu berbicara. "Membicarakan soal apa?"

"Hubunganku dengan Risma. Milly memintaku untuk memaafkannya lebih dulu. Aku berniat ingin menceritakan perihal kejadian semalam pada Milly. Apakah Milly akan kecewa padaku saat ia tahu kalau aku akan menjawab hal yang sama seperti yang kukatakan padamu barusan, Dit?"

"Kecewa kenapa?"

"Ya.. karena aku belum bisa memaafkan Risma, tapi aku mengijinkan Risma mengunjungiku lagi. Aku terdengar seperti pria labil."

"Tidak juga," Adit menyesap kopinya lagi sampai habis. Lalu meletakkan cupnya di atas meja. "Mungkin dengan seiring kamu sering bertemu dengan ibumu, kamu akan mulai terbiasa dan menerima kehadirannya lagi."

"Aku ingin seperti itu memang."

"Ya sudah. Bukankah itu bagus?" Adit mengangkat bahunya.

"Tapi aku ragu.."

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Where stories live. Discover now