42. Bocil Kesayangan

ابدأ من البداية
                                    

Riri sedikit terkejut ketika kedua mata Gala langsung terbuka lebar begitu tangan mungilnya menyentuh pipi dingin cowok itu.

"Gala..." panggil Riri pelan sambil berusaha melepaskan tangannya yang langsung Gala genggam erat. Bukannya apa, Riri hanya takut jika tiba-tiba Gala akan mematahkan tangannya.

"Cantik kayak bidadari," puji Gala lalu tertawa tidak jelas. Seolah ia salah tingkah karena bertatapan langsung dengan sosok yang ia sebut seperti bidadari.

Sorot mata Gala beralih ke arah Akbar dan Ilham yang masih berdiri di belakang Riri. "Ahahaha lucu. Mukanya warna kuning kayak tai," tunjuknya pada Akbar yang membuat Ilham menahan tawanya.

Sekarang Gala berganti menatap ke arah Ilham lekat-lekat. "Kalo itu mukanya warna coklat kayak--" Gala menggantungkan ucapannya dan kembali tertawa kencang. "Kaya tai busuk hahaha!"

"Gala gak boleh gitu. Kita pulang, ya?"

Gala menatap Riri sambil tersenyum lebar. "Pulang? Pulang kemana cantik?"

"Pulang ke rumah Gala."

Gala menggeleng. "Gak mau. Kan ini rumah gue," jawabnya sambil memeluk Riri sebentar lalu melepaskannya lagi.

"Eh tapi kan gue gak punya rumah. Punyanya apartemen. Gimana sih? Goblok banget lo!"

"Galaaa, kita pulang yaaa," bujuk Riri lagi. "Besok Gala ada kuliah. Kalo Bang Agam tau Gala mabuk kayak gini, nanti Gala dimarahin."

"Gue marahin balik lah. Terus gue buang ke tempat sampah. Kan harus buang sampah pada tempatnya kayak tulisan di tembok itu haha," jawab Gala kembali melantur.

"Bar, Bar, lo ngerasa gak? Gala kalo lagi mabuk terus ada Riri, kok jadi humoris, ya? Ketawa mulu," bisik Ilham yang langsung diangguki oleh Akbar.

"Tapi kalo gak ada Riri kayak setan, Ham," balas Akbar ikut berbisik.

"Mereka berdua mirip kolor Spongebob gue hahaha..."

"Gala bangun coba."

Gala menatap Riri dengan raut wajah sedih. "Gak mau."

"Harus mau. Kita harus pulang Gala. Ini udah jam satu pagi loh."

Kepala Gala menggeleng ribut. "Gak mau! Cewek gue gak sayang gue lagi! Gak mau!"

Riri mendengus pelan. Hanya karena kesal dan menganggap dirinya tidak menyayanginya lagi, Gala sampai rela meminum banyak alkohol untuk meluapkan emosinya hingga mabuk berat seperti sekarang. Benar-benar definisi bucin.

"Riri sayang sama Gala. Emang kapan Riri bilang gak sayang lagi sama Gala?" rayu Riri selembut mungkin. Gadis itu mencoba untuk tidak menghiraukan bau alkohol yang tercium menyengat dari tubuh Gala.

"Bohong!" Gala menghempaskan tangan Riri lalu membalik badannya memunggungi Riri. 

"Ilham, Akbar, bantuin Gala bangun."

"Lo dulu deh, Bar." Ilham menyenggol lengan Akbar sebagai isyarat agar cowok itu bergerak duluan.

Akbar melotot. "Gak! Ayo barengan! Enak aja lo mau ngumpanin gue!"

"Ih, kan ada Riri. Kalian gak usah takut." Riri mengodekan agar Akbar dan Ilham segera membantu Gala untuk bangun. Mau tak mau, mereka berdua menuruti permintaan Riri.

"Tenang aja, Gala gak bakal ngam--"

"ANJING! JANGAN SENTUH GUE!" teriak Gala marah begitu Akbar dan Ilham menyentuh pundak dan lengannya.

Tidak mau mengambil resiko, kedua cowok itu langsung bergerak menjauh. "Tuh kan, kalo sama kita emang kaya git--eh! Gal! Gal! Gue temen lo Gal!" teriak Ilham dan Akbar panik.

BUCINABLE [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن