47. Camp

174K 20.5K 12.4K
                                    

Ada yang nungguin cerita ini terbit gak?🤩 tenanggggg, aku bakal kelarin cerita ini di wattpad kok, kayak Alan kemaren😚

Selamat membaca 5000+ kata di chapter ini💖💖💖

Vote dan komennya kakakkkkk

Jam delapan lebih lima belas menit, Riri diantarkan oleh Danis dan Dewa ke rumah Alan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam delapan lebih lima belas menit, Riri diantarkan oleh Danis dan Dewa ke rumah Alan. Di sana ternyata ada Akbar, Ilham, Nenda, Choline dan Meisya--pacar Alan--yang sudah menunggu.

"Kalian gak pulang?" bingung Riri melihat dua abangnya ikut turun dari mobil.

Dewa tidak menghiraukan pertanyaan Riri. Cowok itu justru bertanya balik. "Mana Gala?"

Dewa celingukan. Pasalnya Dewa dan Danis memang belum mengetahui jika saat ini hubungan Gala dan Riri sedang bermasalah. Riri hanya beralasan takut telat jika menunggu Gala, saat minta diantar oleh mereka tadi.

"Gak tau, kan Gala emang suka telat. Makanya Riri minta dianter Abang."

Danis mengusap belakang kepala Riri dengan sayang. "Ayo ke sana, gue mau ngomong sesuatu sama temen-temen lo."

"Dih," nyinyir Dewa dengan ekspresi julid ketika melihat Ilham pergi begitu saja kala dirinya mendekat.

Tidak heran lagi, semua orang juga sudah tahu jika Dewa dan Ilham memang akan seperti itu jika bertemu. Karena apalagi kalau bukan karena cinta segitiga mereka dengan Nenda.

"Buat cowok-cowok, gue titip Riri ke kalian. Kalau sampai terjadi apa-apa sama adek gue, kalian yang gue cari."

Riri yang merasa tak enak, mencubit lengan Dewa. Apa-apaan ini? Memangnya dia anak kecil? Segala dititip-titipkan seperti ini.

"Abang!"

Dewa berdecak tak suka. "Bayi diem aja!"

Danis yang merangkul pundak Riri ikut menambahkan. "Gak cuma Riri aja, tapi kalian sebagai cowok emang punya tanggung jawab besar untuk menjaga semua cewek yang ikut camping. Kalau ada apa-apa sama mereka berempat, kalian orang pertama yang bisa disalahkan dan dimintai pertanggungjawaban."

"Gue sama yang lain pasti jagain mereka," jawab Alan berusaha meyakinkan.

"Yoi. Santai aja, bro," tambah Akbar. "Pasti kita jagain kok."

"Lo baik-baik di sana. Gak usah aneh-aneh. Gak usah macem-macem. Kalau Gala ngapa-ngapain lo, bilang ke Abang," pesan Danis menatap Riri lembut.

"Iya. Sana Abang pulang," usir Riri mendorong kedua abangnya agar cepat pergi. Bukannya apa, Riri hanya malu karena kedua abangnya itu selalu memperlakukan dirinya layaknya anak kecil.

Dewa bersidekap dada dan tidak bergerak sedikitpun saat Riri terus berusaha membuatnya pergi. "Gak. Gue mau nunggu Gala dulu. Gue harus ngomong dulu ke dia. Enak aja, tuh bocah belum izin apa-apa ke gue," kata Dewa sedikit kesal.

BUCINABLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang